Pakar: Mutasi Omicron Tak Berhubungan dengan Delta

JAKARTA - Berbagai jenis varian COVID-19 yang ada saat ini merupakan hasil mutasi virus corona itu sendiri. Beberapa varian pun memiliki turunannya. Dengan kata lain, varian itu memiliki anak hingga cucu karena terus bermutasi.

Meski demikian, pakar mikrobiologi dari Universitas Indonesia, Amin Soebandrio menyatakan bahwa jenis varian Omicron berbeda dengan varian Delta walaupun penyebaran virus ini sama-sama mengakibatkan jumlah kasus COVID-19 melonjak.

"Yang terjadi dengan Omicron saat ini, Omicron ini bukan turunannya Delta. Sama sekali enggak ada hubungan," kata Amin dalam diskusi virtual, Kamis, 24 Februari.

Omicron dan Delta, kata mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ini, memang sama-sama turunan jenis COVID-19 awal di Wuhan, China. Namun, keduanya tak berada pada garis genetik yang sama.

Sebab, Amin mengungkapkan bahwa varian Omicron sebenarnya sudah muncul beberapa bulan sebelum bulan November 2021, ketika varian Delta masih merebak. Pada November, Omicron ditetapkan sebagai varian baru yang pertama kali menyebar di Afrika Selatan.

"Kalau kita lihat fellow genetiknya, sebetulnya Omicron ini sudah muncul beberapa bulan sebelum November, tapi belum menimbulkan masalah. Baru segera November itu kemudian merebak di Afrika Selatan dan terbawa ke negara lain, langsung menimbulkan masalah di situ," jelas Amin.

Lagipula, kata Amin, karakteristik Omicron berbeda dengan Delta. Jika Delta lebih dapat mengakibatkan gejala berat pada penderitanya, orang yang terpapar Omicron cenderung bergejala ringan.

Omicron juga lebih mudah menular dibanding varian lainnya. Jika varian virus sebelumnya hanya mampu mereplikasi mutasi 1 hingga 2 virus, Omicron memiliki hingga 50 mutasi dan 30 di antaranya berada pada bagian spike protein.