Atasi Kelebihan Pasokan Listrik, PLN Gandeng Pupuk Indonesia dan Pertamina
JAKARTA - PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Pupuk Indonesia (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk mewujudkan Green Industry Cluster atau klaster hijau untuk penyediaan energi melalui pengembangan green hidrogen dan green amonia.
Melalui kerja sama ini, PLN akan membangun energy storage system atau sistem penyimpanan energi untuk mengatasi kelebihan daya listrik yang sekarang sedang terjadi di Indonesia.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan, kerja sama ini juga untuk mengatasi kendala berlebihnya pasokan listrik yang dialami PLN.
"Saat ini PLN tengah mengalami over supply listrik yang luar biasa sehingga nanti bisa dialihkan kepada Pupuk Indonesia," ujarnya.
Lebih jauh Pahala mengungkapkan, kelebihan energi listrik dari PLN bisa dikelola menjadi hidrogen yang ramah, sehingga bisa menghasilkan energi yang lebih bersih dan bisa dimanfaatkan untuk operasional pabrik maupun kilang-kilang.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pada akhir tahun ini di Pulau Jawa ada tambahan pasokan listrik sekitar enam gigawatt (GW), sedangkan penambahan permintaan atau demand hanya sekitar 800 megawatt (MW) yang menyebabkan adanya selisih sebesar lima GW.
Kerja sama ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam menurunkan emisi karbon dan mendorong akselerasi transisi energi dari fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca juga:
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan Pertamina mendukung penuh rencana Pupuk Indonesia dalam menciptakan produk pupuk yang ramah lingkungan.
"Penggunaan energi dari green hidrogen dan amonia ini sudah dimulai di PLTP Ulubelu, Kilang Plaju, Dumai, dan Cilacap," kata dia.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menjelaskan dalam jangka menengah, pihaknya akan bekerja sama dengan Pertamina memanfaatkan sumur non produktif untuk produksi green dan blue amonia.
"Klaster industri hijau hasil kolaborasi ketiga BUMN ini akan mengembangkan energi terbarukan, menerapkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCUS), serta mengurangi penggunaan energi primer yang tinggi emisi," pungkasnya.