Aktivis Sebut, Jika Polisi Tidak Dapat Menangkap Pelaku Pengeroyokan Ketum KNPI, Asumsi Publik Bisa Mengarah ke Politik

JAKARTA - Aktivis Damai Hari Lubis soroti kasus pengeroyokan yang dialami Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 21 Februari.

Menurut Damai, polisi harus segera menyelidiki motif dari kasus pengeroyokan terhadap Haris Pertama.

"Terkait motif ini, pihak aparat penegak hukum mesti sigap melakukan pendalaman agar tidak membias kemana-mana terkait peristiwa kriminal yang terjadi pada korban HP (Haris Pertama)," kata Damai kepada VOI saat dikonfirmasi, Selasa 22 Februari.

Damai juga mendesak segera menangkap para pelaku pengeroyokan dan menyelidiki apakah ada aktor intelektual dari aksi kekerasan itu.

"Jika tidak dapat menangkap para pelaku pengeroyok, dikhawatirkan animo publik bisa jadi berasumsi bahwa para pelaku ada yang menyuruh dan berlatar politik," ujarnya.

Pasalnya, dikatakan Damai, Haris Pertama kerap melakukan kritik terhadap pemerintah saat ini.

"Bahkan HP (Haris Pertama) pernah membuat laporan kepada penyidik Polri terhadap Abu Janda yang selama ini dikenal sebagai buzzer pendukung pemerintahan Jokowi," kata aktivis Mujahid 212 itu.

Atas kejadian pengeroyokan itu, korban Haris Pertama telah melaporkan ke Mapolda Metro Jaya dengan nomor laporan : LP/B/928/II/2020/SPKT/Polda Metro Jaya.

Saat ini, Polda Metro Jaya mulai menyelidiki kasus dugaan pengeroyokan dengan korban Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pratama. Pencarian bukti dan petunjuk pun sedang dikumpulkan.

"Sudah monitor (kasus pengeroyokan, red) kita masih menyelidiki perkara tersebut," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat saat dikonfirmasi, Selasa, 22 Februari.

Dalam proses pengumpulan bukti dan petunjuk, polisi mulai menyita beberapa rekaman CCTV.

Sebelumnya diberitakan, Haris Pertama, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dikeroyok orang tidak dikenal di rumah makan Garuda Cikini, Jakarta Pusat, Senin 21 Februari, sekira pukul 14.10 WIB.

Akibat pengeroyokan tersebut, Haris mengalami sejumlah luka di wajah.