Gencar Tambah Gerai, Laba Erajaya Masih Lesu
Jakarta - Tahun 2019 menjadi pencapaian positif bagi distributor dan retailer alat komunikasi, PT Erajaya Swasembada Tbk dalam penetrasi pasar. Pasalnya, Erajaya telah meresmikan 252 gerai baru sepanjang tahun 2019.
Dalam siaran pers Erajaya yang dikutip Kamis 2 Desember disebutkan, pertumbuhan gerai Erajaya sepanjang tahun 2019 naik 30 persen dibanding tahun 2018 yang sebanyak 194 gerai saja.
Chief Executive Officer (CEO) Erajaya Group, Hasan Aula mengatakan, komitmen perseroan yaitu terus berinovasi dan memberikan total solution untuk kepuasan pelanggan.
"Dengan melakukan ekspansi penambahan toko di kota-kota, perseroan menghadirkan toko dengan tujuan customer experience yang menyeluruh sesuai dengan komitmen Erajaya Group," tuturnya.
Ia menjelaskan, penambahan gerai yang agresif diiringi dengan beberapa inovasi baru, berupa layanan omni channel O2O (offiline to online dan online to offline) dan program Customer Relationship Management (CRM) EraClub yang akan memberikan keuntungan secara eksklusif bagi konsumen Erajaya Group.
Dengan adanya penambahan di atas, secara total Erajaya memiliki 1.049 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Adapun gerai yang bernaung di bawah Erajaya grup seperti Erafone, iBox, Urban Republic, MI Store, Samsung Experience Store by NASA, OPPO Store, Vivo Store, Huawei Store, termasuk juga operator store seperti Indosat Ooredoo Store, XPlore, dan Telkomsel Grapari.
Menambah gerai baru memang menjadi fokus Erajaya sepanjang tahun 2019, khususnya di kota lapis kedua dan ketiga. Terlebih, Erajaya sebelumnya mematok target ada 300 gerai baru sepanjang tahun 2019 ini.
Meski demikian, triwulan III 2019 Erajaya mencatat kinerja keuangan yang tidak menggembirakan, di mana mencatat laba bersih sebesar Rp165,59 miliar. Angka tersebut anjlok 73,9 persen dibandingkan periode yang sama di 2018 yang tercatat Rp636,5 miliar. Sementara penjualan dari Erajaya sepanjang sembilan bulan 2019 hanya sebesar Rp23,61 triliun atau turun 6,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp25,3 triliun.
Perusahaan riset teknologi informasi asal Amerika Serikat, Gartner, pernah menyatakan, tahun 2019 bukanlah tahun yang baik bagi penjualan smartphone secara global. Terlepas dari semakin inovatif fitur smartphone yang ditawarkan, nyatanya penjualan smartphone global terus anjlok.
Gartner pun melaporkan penurunan penjualan smartphone dalam beberapa triwulan terakhir. Tren negatif ini terjadi pada triwulan III 2019 dan diprediksi juga berlanjut di triwulan IV 2019.
Gartner memprediksi penjualan smartphone pada akhir tahun 2019 turun 3,2 persen dibanding tahun 2018. Tahun 2018, penjualan smartphone juga mengalami penurunan 4 persen dari tahun 2017.
Gartner memperkirakan total handset--termasuk ponsel fitur dan smartphone--yang akan terjual di akhir 2019 mencapai 1,74 triliun unit. Jumlah ini agak sedikit menurun dibanding tahun 2018 yang mencapai 1,81 juta unit.
Worldwide Device Shipments by Device Type, 2018-2021 (Millions of Units):
Device Type | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 |
Traditional PCs (Desk-Based and Notebook) | 195.3 | 187.2 | 177.5 | 171.2 |
Ultramobiles (Premium) | 64.4 | 69.8 | 75.2 | 81.4 |
Total PC Market | 259.7 | 257.0 | 252.7 | 252.6 |
Ultramobiles (Basic and Utility) | 149.6 | 146.1 | 144.6 | 142.4 |
Computing Device Market | 409.3 | 403.1 | 397.3 | 395.0 |
Mobile Phones | 1,813.4 | 1,745.4 | 1,771.1 | 1,762.6 |
Total Device Market | 2,222.7 | 2,148.5 | 2,168.4 | 2,157.6
|
Sumber: Gartner