Alfred Riedl, Pelatih Pelit Senyum yang Dicintai Pemainnya
JAKARTA - Mantan pelatih tim nasional Indonesia Alfred Riedl meninggal dunia akibat menderita kanker, Senin, 7 September malam waktu Austria. Riedl meninggal pada usia 70 tahun.
Meski tidak pernah memberikan gelar buat timnas Indonesia, keberhasilan Riedl membawa timnas dua kali ke final Piala AFF yaitu tahun 2010 dan 2016 meninggalkan kenangan indah bagi para insan sepak bola Tanah Air.
Pemain timnas Indonesia Sergio Van Dijk menilai cara melatih yang diterapkan oleh Riedl setingkat dengan pelatih-pelatih di Eropa. Saat pertama kali dipanggil memperkuat timnas 6 tahun lalu, mantan striker Persib mengaku tidak terlalu sulit mengikuti sistem yang diterapkan oleh Riedl dalam melatih.
"Saya bisa lihat cara melatihnya coach hampir sama seperti para pelatih Eropa," katanya seperti dilansir dari Antara, Rabu, 9 September.
Baca juga:
Riedl juga dikenal sebagai sosok yang tegas. Ia tidak ragu mencoret nama Boaz Solossa dari pelatnas Piala AFF 2010 karena sang pemain terlambat datang ke Jakarta.
Tapi di sisi lain, sang juru racik bukanlah tipe orang pendendam. Buktinya, kala ia dipercaya kembali menangani timnas Piala AFF 2016, Boaz dipanggil dan bahkan ditunjuk sebagai kapten tim. Padahal saat itu Boaz berusia 30 tahun.
Ada satu hal unik lain dari seorang Riedl. Pernahkah kamera televisi menangkap senyum seorang Riedl di tengah pertandingan? Tidak pernah.
Ia selalu terlihat datar bahkan jutek. Tak peduli apapun hasil yang diperoleh anak asuhnya. Menang atau kalah, mandul atau mencetak gol. Riedl tak ada ekspresi.
Bambang Pamungkas pernah bercerita di acara Bepe20 Bicara. Legenda timnas Indonesia dan Persija itu mencetak gol di laga terakhir fase Grup A kontra Thailand di Piala AFF 2010.
Secara hasil, laga itu sudah tidak penting karena timnas sudah lolos ke babak gugur. Tapi secara psikologis pertandingan ini sangat penting karena Indonesia tidak pernah menang selama 15 tahun melawan Thailand.
Saat itu Indonesia tertinggal satu gol. Sementara Thailand wajib menang karena hasil imbang tidak bisa meloloskan mereka ke babak berikutnya.
Pada menit 83, Cristian Gonzales diisengi pemain Thailand di kotak penalti dan wasit menunjuk titik putih. Saat itu tak ada yang berani menjadi eksekutor sampai akhirnya Bepe memberanikan diri.
Gol! Bepe berhasil menyarangkan bola ke gawang Shintaweecai Hathairattanakool. Lalu dia menoleh ke arah bench, tempat Riedl berada. Apa yang dia lihat? Tak ada reaksi gembira dari Riedl.
Tapi itu adalah bukti keseriusan dan totalitas seorang Riedl. Ia begitu serius memandang menit demi menit penampilan anak asuhnya. Hal itu pula lah yang membuatnya dicintai anak-anak asuhnya.
Di kalangan wartawan, Alfred juga sangat populer. Ia punya kata-kata khas yang selalu dilontarkan setiap selesai sesi latihan. "You need me?" kalimat tanya yang dikenal dari seorang Riedl sampai sekarang. Selamat jalan Coach!