Calon PM Jepang Yoshihide Suga Tahu yang Dibutuhkan Negaranya: Perempuan dan Lebih Banyak Kelahiran
JAKARTA - Calon Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga menjanjikan asuransi yang akan menanggung biaya perawatan kesuburan. Asuransi itu dijanjikan sebagai implementasi programnya untuk memperbanyak angka kelahiran warga Jepang.
Suga sadar manusia adalah potensi bagi sebuah bangsa. Jepang jelas tahu cara memanfaatkan sumber daya manusianya. Dan biaya perawatan kesuburan yang tinggi juga disadari Suga sebagai kendala yang menghalangi upaya meningkatkan angka kelahiran.
Suga yakin asuransi untuk perawatan kesuburan adalah solusi jangka panjang untuk meningkatkan angka kelahiran anak. Suga juga berjanji akan menciptakan lingkungan, di mana wanita dapat terjaga kesehatannya sehingga mampu meningkatkan peran aktif dalam masyarakat.
“Untuk mendukung rumah tangga yang ingin melahirkan secara luas, kami akan membuat perawatan kesuburan ditanggung asuransi,” kata Suga, dikutip Reuters, Selasa, 8 September.
Apa yang diungkapkan Suga selaras dengan kebijakan mantan PM Shinzo Abe yang ingin meningkatkan peran wanita dalam politik dan ekonomi, kebijakan yang ia sebut “womenomics”. Sayang, womenonics di masa Abe justru melebarkan kesenjangan gender di Jepang.
Baca juga:
Belum lagi, angka kelahiran di Negeri Sakura mencapai rekor terendah pada tahun lalu. Otoritas bahkan mencatat populasi Jepang didominasi para orang tua dengan jumlah kelahiran yang menurun. Kondisi ini ditetapkan sebagai krisis nasional.
Kelak Suga ingin mengubah hal tersebut setelah diangkat menjadi PM. Meski begitu, Suga tetap mempertahankan kebijakan pemerintahan Abe yang bermanfaat, mulai dalam bidang ekonomi hingga respon pandemi COVID-19.