Percepat Transisi Energi di Presidensi G20, Indonesia Banjir Dukungan dari Organisasi Internasional
JAKARTA - Komitmen Indonesia mengupayakan kesepakatan global (global deal) dalam mengakselerasi percepatan transisi energi mendapat dukungan penuh dari sejumlah organisasi internasional. Transisi Energi G20 diluncurkan sebagai bagian Presidensi G20 Indonesia yang dimulai 1 Desember 2021 hingga KTT G20 di November 2022 mendatang.
Sebagai negara yang memiliki pengaruh di kawasan Asia Tenggara atas isu-isu energi global, Direktur Eksekutif International Energy Agency (IEA) Fatih Birol mengatakan, Indonesia punya pengaruh kuat di Kawasan Asia Tenggara atas isu-isu energi global.
"Sebuah kehormatan bagi saya dan IEA untuk mendukung agenda Indonesia apalagi sebagai negara berkembang pertama yang menjadi Presidensi G20. Apalagi saya dan Menteri ESDM tengah menjalankan kolaborasi Indonesia-IEA dan IEA dipercaya sebagai (salah satu) strategic advisor bagi pemerintah Indonesia dalam Presidensi G20 pada agenda Transisi Energi," kata Fatih dalam Peluncuran Transisi Energi G20 secara Virtual, Kamis, 10 Februari.
Fatih bahkan mengapresiasi secara khusus kepada Presiden RI atas kebijakan-kebijakan mengatasi permasalahan pandemi COVID-19 dan secara spesifik memilih isu transisi energi sebagai agenda utama pada G20.
"Kepemimpinan Presiden Indonesia menghadapi pandemi sungguh menjadi inspirasi bagi para pemimpin dunia. Saya senang Presiden Indonesia kali ini mengangkat transisi energi ke high level meeting G20," jelasnya.
Baca juga:
Dukungan lain juga diberikan oleh Internasional Renewable Energy Agency (IRENA).
"Saya senang transisi energi diidentifikasikan sebagai isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia. Melalui forum ini, Indonesia memiliki kesempatan tidak hanya untuk mendorong momentum politik tetapi juga menunjukkan kepemimpinan transisi energi melalui aksi. Saya menyambut baik komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat," jelas Director General IRENA Francesco La Camera.
La Camera menegaskan, perjanjian kemitraan yang ditandatangani antara IRENA dan Indonesia selama COP26 menegaskan kesiapan IRENA untuk mengerahkan kemampuan penuhnya untuk bekerja sama dengan Indonesia.
"Kami siap membantu Anda baik dalam konteks Presidensi G20 dan dalam hal pencapaian tujuan transisi energi nasional yang lebih luas serta memobilisasi pembiayaan dan investor," ungkapnya.
Guna pemulihan yang lebih cepat dan lebih kuat dari dampak Covid-19 dan menyelaraskan dengan masa depan net zero, Fransesco mendorong sistem energi terbarukan.
"Sebuah sistem yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pertumbuhan yang inklusif, berkelanjutan dan berkeadilan. Yang membebaskan kita dari volatilitas dan ketidakstabilan hari ini. Sistem dengan energi terbarukan, hidrogen hijau, dan bioenergi modern," jelas La Camera.
Sementara itu, United Nations The Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) juga menegaskan dukungan penuh terhadap Presiden G20 Indonesia dalam mengusung isu transisi energi.
"ESCAP sangat mendukung upaya aspirasi Indonesia sebagai anggota ESCAP dalam mendorong energi berkelanjutan. Kami akan membantu secara teknis rencana aksi terhadap implementasi energi bersih di negara berkembang yang difokuskan pada negara-negara kepulauan. Dukungan terhadap Indonesia ini akan diberikan secara maksimal," ujar Sekretaris Eksekutif ESCAP Arsmida S Alisjahbana.