Omicron di Jakarta Lebih Banyak Transmisi Lokal, Wagub: Kita Tak Lagi Bisa Salahkan Datangnya Orang Asing
JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut saat ini proporsi penularan kasus COVID-19 varian Omicron di Ibu Kota lewat transmisi lokal sudah lebih banyak dibanding pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
Berdasarkan pencatatan per hari ini, telah ditemukan 3.751 kasus Omicron. Sebanyak 52,6 persen di antaranya merupakan transmisi lokal dan 47,4 persen PPLN.
"Sekarang penyebaran lokal ini menjadi perhatian. Jadi kita tidak bisa lagi menyalahkan datangnya orang asing ke Jakarta dan lain sebagainya. Justru, sekarang (kasus Omicron) yang meningkat internal kita," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Februari.
Berkaitan dengan itu, Riza mengungkapkan bahwa kenaikan asesmen level PPKM menjadi Level 3 disebabkan oleh rendahnya angka penelusuran kontak (contact tracing).
"Ini bukan karena tingginya angka COVID-19 tapi karena masih kurangnya tracing," ucap Riza.
Meski demikian, Riza mengklaim bahwa tracing di Jakarta sudah cukup tinggi. Hanya saja, tracing di kawasan penyangga yakni Bodetabek yang masih rendah. Mengingat asesmen level PPKM diseragamkan pada kawasan aglomerasi Jabodetabek, maka Jakarta ikut naik ke PPKM Level 3.
"Sekalipun DKI Jakarta termasuk provinsi yang tinggi tracingnya, kami tidak bisa berdiri sendiri kita juga harus memperhatikan daerah lain," ujar dia.
Baca juga:
Sebagai informasi, per tanggal 7 Februari terdapat pertambahan 12.682 kasus baru COVID-19. Kasus aktif saat ini sebanyak 74.535 orang yang masih dirawat dan isolasi.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 22,6 persen. Sementara, persentase kasus positif secara total sebesar 11,4 persen.
Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 905.285 dengan tingkat kesembuhan 91,1 persen, dan total 13.832 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,4 persen.