Kasus COVID-19 Diprediksi Meningkat Hingga Akhir Februari Gegara Omicron, Menkes: Waspada dan Tidak Jemawa

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi angka kasus COVID-19 di Tanah Air akan terus meningkat. Peningkatan ini disebut akan terjadi hingga akhir Februari diakibatkan varian Omicron.

"Yang ingin kami sampaikan penularannya (varian Omicron, red) ini tinggi sekali dan Indonesia pasti akan akan mengalami ini (peningkatan kasus COVID-19, red)," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 31 Januari.

Budi mengatakan saat ini memang penularan varian Omicron tidak bisa dipastikan. Tapi, berkaca dari sejumlah negara, kasus positif akibat varian ini lebih tinggi dibanding varian Delta.

Menkes mengungkap data di berbagai negara tentang varian Omicron. Di Amerika Serikat, kata Budi, puncak penyebaran varian tersebut mengakibat 800 ribu orang dinyatakan positif setiap harinya.

"Amerika Serikat kita melihat mereka puncaknya sempat 800 ribu per hari dibandingkan dengan Delta 250 ribu kasus per hari. Di Prancis kita lihat puncaknya sekarang masih terus naik di 360 ribu kasus per hari dibandingkan dengan Delta 60 ribu per hari," ungkapnya.

"Negara yang yang mirip dengan kita, Brazil, sekarang juga masih naik di kisaran 190 ribu per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80 ribu per hari," imbuhnya.

Dengan kondisi ini, Budi meyakini varian Omicron akan meningkatkan jumlah kasus positif di Tanah Air. Sehingga, dia meminta semua pihak tanpa terkecuali untuk bersiap dan waspada.

"Kita masih belum tahu berapa puncaknya yang akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi kami sudah sampaikan di negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibanding puncaknya Delta di mana puncaknya Delta di Indonesia itu 57 ribu kasus per hari," tegas Menkes.

"Oleh karena itu, kami minta tetap waspada, tolong tetap hati-hati," imbuhnya.

Menkes Budi juga meminta masyarakat mengurangi kegiatan di luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini harus dilakukan demi mencegah penyebaran COVID-19 khususnya varian Omicron.

"Kalau tidak sekali berkerumun atau mobilitas, ya, kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," pungkasnya.