Maura Magnalia Dimakamkan Secara Katolik, Jenazah Putri Nurul Arifin Berangkat ke Sandiego Hills
JAKARTA - Maura Magnalia, putri dari politisi Nurul Arifin akan dimakamkan pada Rabu, 26 Januari di San Diego Hills, Karawang. Pagi ini pihak keluarga menggelar proses penutupan peti sebelum berangkat ke pemakaman.
Maura dikonfirmasi akan dimakamkan secara Katolik. Tentunya ini berbeda dengan keyakinan yang dianut Nurul Arifin.
Diketahui Nurul Arifin menganut agama Islam sedangkan Mayong Suryo Laksono, sang suami menganut agama Katolik. Meski berbeda keyakinan, keduanya nampak kompak menjalin rumah tangga sejak tahun 1991.
Kedua anak mereka: Maura Magnalia dan Melki Mirari memilih untuk mengikuti keyakinan sang ayah yaitu Katolik.
Terlepas perbedaan tersebut, Nurul dan Mayong sangat menghormati agama masing-masing. Nurul pun tidak masalah menjadi satu-satunya anggota keluarga yang menganut agama Islam.
Oleh karena itu, prosesi pemakaman Maura dilakukan secara Katolik di mana sejak kemarin malam, 25 Januari, keluarga sudah menggelar acara Misa Requiem di kediaman Nurul dan Mayong.
Baca juga:
- 3 Fakta Maura Magnalia, Anak dari Nurul Arifin yang Dimakamkan di Sandiego Hills Hari Ini
- Della Dartyan Bakal Beberkan Siapa Sosok Arini by Love Inc yang Sebenarnya
- Putri Sulung Meninggal Dunia, Ini Suasana Terbaru di Rumah Duka Nurul Arifin
- Maura Magnalia Jadi Pemberontak, Nurul Arifin: Saya Terlalu Keras Terhadap Anak
Adapun usai prosesi tutup peti, jenazah Maura dibawa ke San Diego Hills, Karawang diiringi oleh keluarga dan rekan terdekat.
Selain mobil jenazah, Nurul dan Mayong mempersiapkan tiga bus untuk para tamu yang turut mengantar Maura ke peristirahatan terakhirnya. Tiga bus ini sudah disediakan sejak pagi agar tamu yang datang juga bisa mengikuti proses pemakaman.
Maura Magnalia, putri sulung Nurul dan Mayong meninggal dunia pada Selasa, 25 Januari karena henti jantung. Dia ditemukan tidak bernyawa saat tidur di atas meja makan dan kondisi badannya sudah dingin.
Menurut Nurul Arifin, Maura sedang disibukkan dengan mengurus wisuda S2 sembari mencari pekerjaan tetap. Kesibukan itu membuat Maura mengalami kurang istirahat dan merasa terbeban di tengah pandemi COVID-19.