Dukung Kazakhstan Pastikan Stabilitas, Menlu Wang Yi: China dan Rusia Harus Tentang Kekuatan Eksternal

JAKARTA - China mendukung pasukan koalisi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) pimpinan Rusia, yang dikerahkan ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan kerusuhan, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Senin malam.

Dalam panggilan telepon yang diadakan antara kedua pihak dan dirangkum oleh media Pemerintah China, Menteri Wang mengatakan China mendukung penilaian Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, sumber kerusuhan adalah aktivitas teroris.

"China dan Rusia harus menentang kekuatan eksternal yang mengganggu urusan internal negara-negara Asia Tengah, mencegah 'revolusi warna' dan 'tiga kekuatan jahat' dari menyebabkan kekacauan," menurut Menlu Wang Yi melansir Reuters 11 Januari.

China mendefinisikan 'tiga kekuatan jahat' sebagai ekstremisme agama, pemisahan diri teritorial dan terorisme kekerasan, telah menggambarkan mereka sebagai penyebab di balik ketidakstabilan di Provinsi Xinjiang.

Presiden China Xi Jinping pada Hari Jumat mengatakan kepada Presiden Tokayev bahwa China dengan tegas menentang kekuatan apa pun yang mengganggu stabilitas Kazakhstan, sebut televisi pemerintah China.

Pengunjuk rasa melakukan pembakaran di jalanan Kazakhstan. (Wikimedia Commons/Esetok)

Selain menelepon Menlu Lavrov dari Rusia, Menteri Wang Yi juga menghubungi Menlu Kazakhstan Mukhtar Tleuberdi, menyampaikan pesan dan dukungan saat Kazakhstan menghadapi protes anti-pemerintah dan kekerasan.

Dalam panggilan telepon Menteri Wang mengatakan, China sebagai mitra strategis komprehensif permanennya, siap mendukung upaya Kazakhstan untuk mencegah kekerasan dan memastikan stabilitas pada saat kritis di mana nasib dan masa depannya dipertaruhkan, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri China melansir Anadolu Agency.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Wang juga menyatakan belasungkawa terhadap pasukan keamanan yang kehilangan nyawa mereka saat memerangi terorisme dan tindakan kekerasan. Ia juga menyatakan simpatinya untuk orang-orang tak berdosa yang terluka dalam insiden tersebut.

Sementara, Menteri Tleuberdi mengatakan Kazakhstan telah menghadapi tindakan teroris yang direncanakan, dengan ribuan polisi, penegak hukum militer, dan personel medis diserang pada waktu yang sama di banyak tempat.

Sekitar 164 orang telah kehilangan nyawa mereka di seluruh negeri, kata saluran berita Kazakh Habar-24, mengutip Kementerian Kesehatan Kazakhstan, setelah protes terhadap kenaikan tajam harga gas berubah menjadi kerusuhan besar-besaran di seluruh Kazakhstan selama seminggu terakhir.

Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat di Almaty dan wilayah Mangystau yang kaya minyak, tempat protes menyebar ke seluruh negeri. Gedung-gedung pemerintah di Kazakhstan sempat direbut atau dibakar. Pasukan diperintahkan untuk menembak untuk membunuh untuk memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.

Pihak berwenang menyalahkan kekerasan itu pada "ekstremis" termasuk militan Islam yang dilatih di luar negeri. Selain itu, pihak berwenang juga meminta blok militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan, yang menurut pemerintah telah dikerahkan untuk menjaga situs-situs strategis.