Sudah Sepekan, 2.802 Hektare Sawah di Aceh Utara Terendam Banjir, 43 Hektare Dipastikan Gagal Panen

BANDA ACEH - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara mencatat seluas 2.802 hektare sawah terendam banjir di daerah itu sejak sepekan terakhir.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi, mengatakan dari 2.802 hektare sawah terendam banjir tersebut, 43 hektare di antaranya sudah dipastikan gagal panen atau puso.

"Ribuan hektare areal persawahan terendam banjir tersebut tersebar di 13 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara. Seluas 43 hektare di antaranya gagal panen atau puso," kata Erwandi di Lhokseumawe, dilansir Antara, Senin, 10 Januari.

Dia merinci sawah terendam banjir di Kecamatan Langkahan dengan luas 40 hektare, Kecamatan Baktiya 555 hektare, Kecamatan Tanah Luas 200 hektare.

Berikutnya di Kecamatan Syamtalira Bayu dengan luas 41 hektare, Kecamatan Meurah Mulia dengan luas 135 hektare, Kecamatan Tanah Pasir 20 hektare, Kecamatan Lhoksukon dengan luas 594 hektare.

Serta di Kecamatan Pirak Timur dengan luas 220 hektare, Kecamatan Baktiya Barat dengan luas 835 hektare, Kecamatan Cot Girek seluas 30 hektare, Kecamatan Seunuddon dengan luas 28 hektare, Kecamatan Banda Baro dengan 34 hektare dan Kecamatan Nisam dengan luas 70 hektare.

"Sedangkan 43 hektare tanaman padi mengalami puso tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Syamtalira Bayu dengan luas 12 hektare, Kecamatan Meurah Mulia dengan 28 hektare, dan Kecamatan Seunuddon seluas tiga hektare," kata Erwandi.

Luas sawah terendam banjir dan padi yang mengalami puso masih mungkin bertambah, mengingat saat ini petugas masih mendata di lapangan.

"Potensi kerusakan atau puso terjadi apabila genangan air merendam lebih dari tiga hari. Sebab, batang padi akan cenderung rusak dan membusuk," kata Erwandi.

Erwandi mengatakan usia padi di area persawahan yang terendam banjir tersebut bervariasi karena penanaman padi di Kabupaten Aceh Utara tidak serentak.

"Umur padi bervariasi, mulai dari mulai tanam hingga memasuki musim panen. Jadwal penanamannya tidak serentak. Untuk kerugian, masih dalam pendataan," kata Erwandi.