Bandit Bersenjata Membabi Buta Tembak Warga Desa di Zamfara Nigeria, 200 Orang Tewas

JAKARTA - Sedikitnya 200 orang di beberapa desa di Negara Bagian Zamfara di Nigeria barat laut tewas dalam serentetan serangan maut oleh para penjahat bersenjata, menurut keterangan masyarakat, Sabtu, 8 Januari.

Peristiwa itu terjadi setelah tempat-tempat persembunyian kelompok bandit digempur dengan serangan udara oleh militer.

Para warga bisa kembali ke desa mereka pada Sabtu setelah militer mengendalikan situasi untuk mengatur pemakaman massal, kata mereka kepada Reuters via Antara dilansir Minggu, 9 Januari. 

Pemerintah negara bagian mengatakan 58 orang meninggal dalam serangan-serangan tersebut.

Namun, Ummaru Makeri --seorang warga yang istri dan tiga anaknya terbunuh dalam serangan tersebut-- mengatakan ada sekitar 154 orang yang sudah dimakamkan, termasuk beberapa anggota kelompok penjaga keamanan.

Adapun menurut sejumlah warga, jumlah total korban jiwa mencapai sedikitnya 200 orang.

Reuters pada Jumat, 7 Januari melaporkan bahwa sedikitnya 30 orang tewas di daerah Anka di Zamfara ketika lebih dari 300 bandit bersenjata dan mengendarai motor menyerbu delapan desa.

Kelompok penjahat itu mulai melancarkan penembakan secara sporadis pada Selasa pekan ini. Seorang warga mengatakan serangan-serangan itu kemungkinan berkaitan dengan serangan yang sebelumnya dilancarkan militer.

Banyak serangan telah terjadi di Nigeria barat daya. Di kawasan itu, kasus penculikan massal dan kejahatan dengan kekerasan melonjak sejak akhir 2020 sementara pemerintah bergulat untuk menjaga ketertiban.

Sementara itu dalam peristiwa terpisah, 30 mahasiswa yang diculik dari perguruan tinggi tempat mereka menempuh pendidikan di negara bagian barat daya, Kebbi, dibebaskan pada Sabtu, kata juru bicara gubernur Kebbi.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari melalui pernyataan pada Sabtu mengatakan bahwa militer telah memiliki lebih banyak peralatan untuk memburu dan mengenyahkan kelompok-kelompok penjahat yang selama ini meneror warga.

Buhari menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengendurkan operasi militer untuk memusnahkan para bandit.