Guru Ngaji yang Paksa Bocah 13 Tahun Oral di Masjid Ditangkap, Polisi Jelaskan Pelaku Tidak Punya Pelampiasan Hasrat

JAKARTA - Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Aloysius Suprijadi mengatakan, setelah menerima laporan korban inisial MIL (13) dan melakukan penyelidikan sejumlah barang bukti, polisi langsung menangkap tersangka RS (27).

"Motifnya tidak ada penyaluran hasrat seksual, sehingga tersangka melakukan seksual penyimpangan terhadap korban," kata Kombes Pol Aloysius Suprijadi kepada wartawan, Jumat 31 Desember.

Kapolres mengatakan, tersangka akan dikenakan pidana tindakan perbuatan cabul terhadap anak. Dalam aksinya, pelaku tidak mengiming-imingi uang atau apapun terhadap korban.

"Kita akan lidik (korban lainnya), sementara baru satu korbannya, dan kita akan kembangkan apabila ada korban - korban lainnya yang turut menjadi korban terhadap tersangka," ujarnya.

Kapolres berharap adanya keterbukaan informasi dari korban, untuk melaporkan apabila menjadi korban perbuatan cabul.

"Modusnya hanya kegiatan oral. Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku ini baru yang pertama. Namun apabila ada informasi lain atau ada korban lainnya akan kita kembangkan," katanya.

Polisi menyita sejumlah barang bukti berupa satu potong kaos warna hijau bermotif hitam, satu celana dalam berwarna putih, satu celana pendek warna biru hitam, satu miniset berwarna cream dan satu buah akte kelahiran.

Sebelumnya diberitakan, R (28) salah satu Marbot Masjid di kawasan Kota Bekasi diduga melakukan pencabulan terhadap seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun.

Dari pengakuan S (40), orangtua korban, aksi pencabulan itu terungkap ketika adanya perubahan perilaku yang dialami korban yakni menangis saat berada di kamar mandi. S yang heran, langsung menanyakan putranya tersebut.

"Saya tanya 'adek kenapa?' dia enggak jawab, di situlah saya sebagai orang tua tidak berpikir yang lain-lain dulu, saya tanya kenapa dek kamu berantem? Terus dia jawab enggak pernah berantem", kata S, orangtua korban kepada wartawan, Jumat 31 Desember.

Meski orang tua korban mencoba menanyakan apa yang dialami oleh anaknya itu, korban memilih menutup diri dan tidak bercerita terkait apa yang dialami.

Selanjutnya, korban bercerita secara langsung ke rekan terdekatnya yang dianggap dipercaya. Kemudian, rekan korban menceritakan apa yang dialami oleh korban ke pada S, orang tua korban. Hal inilah yang membuat S sempat syok atas apa yang dialami anaknya itu.

"Ketika saya mengetahui semua itu, saya langsung telpon kebenarannya. Ternyata ya sudah anak saya sudah seperti itu, sebagai orang tua saya kaget, syok gak percaya kalau musibah ini terjadi pada keluarga saya," ujarnya.