Gempa Magnitudo 7,4 di Laut Banda, BNPB Tunggu Laporan BPBD
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih menunggu laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Barat Daya (MBD) terkait dampak gempa magnitudo (M) 7,4 yang terjadi di Laut Banda.
"Kami masih menunggu laporan dari BPBD Maluku Barat Daya, akses ke lokasi pakai kapal, dari ibu kota kabupaten sekitar 3-6 jam," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip Antara, Kamis, 30 Desember.
Abdul mengatakan BPBD setempat masih melakukan pengecekan di lapangan, baik via komunikasi maupun berupaya datang ke lokasi.
Baca juga:
- ICW Serahkan Rapor Merah ke KPK: Kami Beri Nilai E atau Tidak Lulus
- Rajin Blusukan, Kontrol Ketat Vaksinasi, Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution Dinobatkan Jadi Wali Kota Terpopuler
- Per 1 Januari 2022, 83 Stasiun Ini Berlakukan Tarif Baru Test Antigen Menjadi Rp35 Ribu
- Aipda Rudi Panjaitan yang Tolak Laporan Wanita Korban Perampokan Dimutasi ke Papua Barat
Sebelumnya, gempa di Laut Banda berkekuatan M7,4 terjadi pada Kamis, 30 Desember sekitar pukul 01.25 WIB atau 03.25 waktu setempat. Pusat gempa berada pada 45 km barat laut Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, dengan kedalaman 210 km.
Gempa tersebut dilaporkan tidak memicu terjadinya tsunami.
Pantuan BMKG mencatat kekuatan gempa yang diukur dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menunjukkan Takur V – VI MMI, Tepa IV-V MMI, Saumlaki IV MMI, Tual dan Rote III MMI serta Sabu, Raja Ampat, Kota Sorong II MMI. Parameter VI MMI mendeskripsikan getaran dirasakan semua penduduk dan kebanyakan semua terkejut serta lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
Pascagempa M7,4, gempa susulan dengan magnitudo di atas 5,0 terjadi pada 03.32 WIB atau 05.32 waktu setempat. BMKG mencatat gempa M5,1 yang berpusat pada 36 km barat laut Maluku Barat Daya dengan kedalaman 170 km.
Berdasarkan analisis inaRISK, Kabupaten MBD merupakan wilayah yang berada pada potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 17 kecamatan yang berada di kawasan kepulauan yang teridentifikasi pada potensi bahaya tersebut. Kabupaten tersebut juga memiliki potensi bahaya tsunami kategori sedang hingga tinggi di sejumlah wilayah kecamatan yang sama.
Hingga kini Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB masih memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya gempa maupun tsunami.