KAMI Deklarasi di Solo, PDIP Yakin Rakyat Bisa Bedakan Politik Membangun dan Politik Ambisi
JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tak mempermasalahkan deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Kota Solo, Jawa Tengah. Deklarasi KAMI di Solo digelar pada Kamis, 20 Agustus.
Meski menolak berkomentar banyak, Hasto menilai tak ada yang salah dengan deklarasi tersebut. Sebab, setiap warga negara punya hak untuk berkumpul dan berserikat.
Hasto ogah berkomentar karena sebagai pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, dirinya punya banyak tugas lain yang harus dilakukan. PDIP saat ini sedang mempersiapkan para calon kepala daerah hingga membantu masyarakat terdampak COVID-19.
"Sehingga kami tidak memberikan tanggapan secara khusus biarlah para ketua DPC PDI perjuangan yang memberikan tanggapan," kata Hasto dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring, Jumat, 21 Agustus.
Hanya saja, dia meminta agar semua pihak dapat berpolitik dengan cara membangun optimisme dan mendidik rakyat dengan hal baik. Apalagi, masyarakat saat ini mampu untuk menilai sikap para elite politik.
"PDIP terus mendorong berpolitik itu membangun optimisme, berpolitik itu mendidik rakyat dengan hal baik. Karena rakyat juga bisa melihat," tegasnya.
"Kami percaya rakyat Indonesia bisa melihat mana politik yang membangun peradaban, mana politik yang membangun keadilan, dan mana politik yang berambisi kekuasaan," imbuhnya.
Baca juga:
Deklarasi KAMI di Solo dilakukan setelah deklarasi di Tugu Proklamasi, Jakarta. Adapun deklarasi KAMI di Solo dihadiri eks Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
"Bangsa Indonesia mengalami masalah besar, maka marilah kita bangkit untuk menyelamatkan. Saya pribadi dan tokoh lintas agama, kita ingin menyelamatkan negeri tercinta sebagai tanggung jawab kebangsaan, sebagai tanggung jawab kerakyatan,” kata Din Syamsuddin dalam deklarasi bersama sejumlah tokoh di Jakarta, Selasa, 18 Agustus.
Di hadapan massa, Din Syamsuddin menegaskan, KAMI dibentuk sebagai gerakan moral. Gerakan ini bercita-cita menegakan kebenaran dan menciptakan keadilan bagi masyarakat.
“Kami sebagai gerakan moral, bersama-sama kita bergerak dan berjuang. Bahwa gerakan moral tidak sepi dari politik, kita juga berpolitik. Tapi politik moral, politik berbasis nilai-nilai moral,” sambungnya.