Hipmi: Di Tengah Pandemi COVID-19, Pengusaha Muda Harus Kreatif!
JAKARTA - Pengusaha muda harus dapat menyesuaikan diri dan memiliki kreativitas dalam situasi pandemi COVID-19 untuk mempertahankan bisnis termasuk melihat potensi dalam bisnis alat pelindung diri seperti masker. Hal itu dikemukakan Ketua Bidang Ketenagakerjaan, Vokasi dan Kesehatan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sari W. Pramono.
"Masa COVID-19 ini pengusaha harus kreatif, karena memang banyak sekali bisnis-bisnis yang mungkin masih belum bisa berjalan namun ada juga bisnis yang menggeliat. Inilah tantangan pengusaha muda, kita berubah, bagaimana bisnis ini beradaptasi sehingga kita bisa bertahan" kata Sari dikutip dari Antara, Rabu 19 Agustus.
Menurut Sari, potensi usaha masker cukup besar dengan terjadi kenaikan 77 persen pengusaha yang mencoba memproduksi masker terutama dilakukan oleh sektor konveksi.
Untuk itu, ia mengharapkan pemerintah dapat mendukung langkah adaptasi maupun usaha yang kebanyakan dilakukan UMKM itu untuk membantu menggerakkan roda perekonomian.
Sari juga memberikan contoh bagaimana di tengah kelesuan industri fesyen, saat ini sudah mulai banyak pelaku usaha yang membuat masker untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat.
Hal itu juga diamini oleh anggota HIPMI Saifudin HS yang juga merupakan seorang pengusaha. Menurut Direktur Utama Mitra Sarana Indo itu, adaptasi telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dulu tidak pernah bergerak di bidang alat kesehatan.
Baca juga:
Namun, pandemi akhirnya mendorong berbagai perusahaan tersebut untuk membuat masker dalam beberapa bulan terakhir, termasuk perusahaan Saifudin.
Langkah tersebut diambil karena para pengusaha melihat pemerintah melakukan realokasi belanja dan terjadi kenaikan anggaran untuk pembelian alat pelindung diri (APD) seperti masker.
Pembuatan APD itu juga, kata Saifudin, merupakan bentuk dukungan pengusaha kepada usaha pemerintah untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 sekaligus mengurangi dampak kepada ekonomi. Dia juga mendorong semakin banyak kolaborasi antara pemerintah, swasta dan akademisi dalam situasi saat ini.
"Tidak bisa sendirian, di sini harus sesama pengusaha berkolaborasi, dengan pemerintah, dengan akademisi," kata Saifudin.