Gudang SRG Rumput Laut Permudah Ekspor bagi Petani
JAKARTA - Sistem Resi Gudang (SRG) rumput laut di Kawasan Pergudangan Parangloe Indah milik PT Asia Sejahtera Mina di Makassar, Sulawesi Selatan berhasil membantu para petani untuk mengekspor komoditas tersebut.
"Gudang SRG rumput laut di Makassar telah berhasil memberikan manfaat kepada para petani dengan berupa nilai tambah atas komoditas rumput laut. Saat komoditas rumput laut yang disimpan di Gudang SRG memenuhi kecukupan pasokan, standar kualitas, dan harga yang kompetitif, komoditas dapat dijual kepada para importir di luar negeri," ujar Kepala Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi Tjahya Widayati dalam keterangan yang diterima VOI, Kamis 26 Desember.
Gudang SRG tersebut dikelola PT Wahana Pronatural Tbk mulai semester kedua tahun 2019. Hingga November 2019, telah diterbitkan dua resi gudang untuk 300 ton rumput laut senilai Rp7,050 miliar dengan pembiayaan lebih dari Rp4,93 miliar melalui Bank BJB.
Sebelumnya, gudang SRG ini dikelola Koperasi Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Kospermindo). Pada periode Maret 2018 Maret 2019, Gudang SRG ini telah menerbitkan delapan Resi Gudang untuk 950 ton rumput laut senilai Rp8,55 miliar dengan pembiayaan mencapai Rp5,35 miliar melalui Bank BJB dan PKBL PT Kliring Berjangka Indonesia.
Tjahya menegaskan, untuk mendorong peningkatan ekspor rumput laut, Kemendag terus berupaya menyederhanakan prosedur dan menekan biaya pengujian mutu rumput laut dalam SRG.
"Pemerintah akan berkoordinasi dengan Badan Karantina Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu Lembaga Penilaian Kesesuaian Uji Mutu Ikan dalam SRG," kata Tjahya.
Berdasarkan data statistik perdagangan dari Trade Statistics For International Business Development, total ekspor produk agar-agar dari rumput laut dengan kode HS 1302.31 pada 2018 tercatat sebesar 14,619 juta dolar AS. Ada lima negara yang menjadi tujuan ekspor utama produk agar-agar dari rumput laut pada tahun 2018 yaitu Jepang sebesar 3,298 juta dolar AS; Italia sebesar 2,077 juta dolar AS; Tiongkok sebesar 1,555 juta dolar AS; Rusia sebesar 1,443 juta dolar AS; dan Jerman sebesar 1,387 juta dolar AS.
Produk lainnya yang diolah dari rumput laut adalah karaginan dengan Harmonized System (HS) 1302.39. Produk tersebut berhasil diekspor Indonesia ke berbagai negara. Total ekspor karaginan pada akhir 2018 mencapai 71,20 juta dolar AS atau meningkat sebesar 87,03 persen dari tahun sebelumnya.
Lima negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia adalah Tiongkok sebesar 28,359 juta dolar AS, Amerika Serikat sebesar 9,042 juta dolar AS, Jepang sebesar 5,09 juta dolar AS, Belanda sebesar 4,618 juta dolar AS, dan Inggris sebesar 4,264 juta dolar AS.
Kementerian Perdagangan terus meningkatkan ekspor nonmigas dengan mengoptimalkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai instrumen pengamanan persediaan.
"Pemerintah terus mendorong pemanfaatan SRG sebagai instrumen pengamanan persediaan untuk meningkatkan ekspor nonmigas. Para eksportir dapat memanfaatkan SRG dalam menjamin ketersediaan komoditas baik secara volume maupun terpenuhinya standar kualitas serta meminimalkan risiko penyimpanan," imbuh Tjahya.
Keberadaaan SRG, lanjut Tjahya, berperan vital dalam menjaga ketersediaan pasokan (secure of supply). Selain itu, SRG juga menjaga stabilitas harga dalam membantu menaikkan posisi tawar petani dan produsen jika harga komoditas mengalami penurunan pada saat musim panen.
"SRG membantu pembiayaan bagi petani dengan subdisi bunga sebesar 6 persen per tahun serta membantu akses pasar bagi komoditas baik di dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor," imbuh Tjahya.
Tjahya mengatakan, SRG merupakan instrumen tunda jual yang menguntungkan petani. Hal tersebut karena komoditas yang disimpan petani di SRG dapat dijual kembali pada saat harga sudah naik di pasaran.
Sementara itu, selain sebagai instrumen tunda jual, layanan SRG bersama lembaga penjamin juga menyediakan akses pembiayaan komoditas. "SRG juga dapat memberikan nilai tambah karena pada saat komoditas yang disimpan di SRG memenuhi kecukupan pasokan, standar kualitas, dan harga yang kompetitif, komoditas tersebut dapat dijual kepada para importir di luar negeri," pungkas Tjahya.