Kabar Baik untuk ODHA, Wagub Jateng Taj Yasin Inisiasi Mereka sebagai Penerima PKH
JAKARTA - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menginisiasi untuk memasukkan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sebagai salah satu yang berhak menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
"Nanti kami coba koordinasi dengan OPD terkait, karena mereka (ODHA) ternyata butuh, bagaimana mereka bisa masuk ke PKH," kata Wagub Taj Yasin di Semarang, dilansir Antara, Minggu, 12 Desember.
Wagub yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jateng ini meminta para ODHA yang belum memiliki nomor induk kependudukan segera melapor agar rencana tersebut bisa segera direalisasikan.
Menurut Wagub, perlu ada solusi bagi ODHA yang ingin mengobati berbagai penyakit penyerta, sebab fasilitas perawatan dan pengobatan hanya ada di rumah sakit yang biayanya relatif mahal, sedangkan sebagian dari mereka tidak terdaftar BPJS Kesehatan.
Baca juga:
- Target Pemerintah di 2030: Tidak Ada Lagi Kasus Infeksi HIV
- Penderita HIV AIDS di Kota yang Dipimpin Gibran Rakabuming Naik Signifikan, Capai 962 Kasus
- Akibat Seks Bebas dan Homo Seksual, 80 Orang Usia 15-45 Tahun di Aceh Terinveksi HIV/AIDS
- Kemenkes: HIV/AIDS Tidak Boleh Luput dari Perhatian Meski Masa Pandemi COVID-19
Wagub berharap semua pihak mau bersinergi untuk menanggulangi berbagai permasalahan AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo menambahkan pihaknya melakukan sinergi dengan pihak terkait guna menekan persebaran infeksi HIV/AIDS, karena estimasi kasus di Jateng mencapai 52.677 orang dengan kasus terkonfirmasi sebanyak 35.238 orang ODHA.
Ia menyebut semakin dini ODHA ditemukan, akan lebih cepat pula pengobatan yang dilakukan, sebab ketika terinfeksi penyakit ini, orang yang bersangkutan harus meminum obat seumur hidupnya.
Dinkes Jateng memperkirakan ada 52 ribu kasus HIV/AIDS, namun hingga saat ini baru ditemukan sekitar 72 persen dari angka tersebut.
"Dengan kondisi itu, kami tidak pernah berhenti melakukan edukasi melalui berbagai media, bahkan edukasi mengenai bahaya penyakit itu juga disampaikan di sekolahan," ujarnya.