Jokowi: Kemandirian Energi Perbaiki Defisit Transaksi Berjalan

JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan, mewujudkan kemandirian energi tidak hanya dengan penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan bakar. Melainkan melakukan hilirisasi bahan mentah lain juga dilakukan secara besar-besaran.

"Batu bara diolah menjadi methanol dan gas. Beberapa kilang dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok produk industri hilir bernilai tambah tinggi," kata Presiden Joko Widodo dalam pidato Sidang Tahunan MPR, Jakarta, Jumat, 14 Agustus.

Kemudian, kata Joko Widodo, biji nikel telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium. Dengan demikian, ke depan Indonesia tidak lagi perlu impor untuk memenuhi bahan baku dalam negeri.

"Hal ini akan memperbaiki defisit transaksi berjalan kita, meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil," kata Joko Widodo.

Selain itu, kata dia, langkah ini juga akan membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalampengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan.

"Prinsip yang sama juga kita gunakan dalam membangun kawasan-kawasan industri lainnya, termasuk pembangunan super koridor ekonomi pantai utara Jawa," ujar Joko Widodo.

Jokowi sebelumnya juga mengatakan,  bekerja sama dengan para peneliti telah berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D100, yaitu bahan bakar diesel yang 100% dibuat dari minyak kelapa sawit. Dan itu sedang uji produksi di dua kilang Pertamina.

"Ini akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari," kata Joko Widodo.