Muhaimin Iskandar Sebut NTT Merupakan Contoh Provinsi Simbol Keberagaman dan Persatuan
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu contoh provinsi di Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan menjadi simbol persatuan.
"Saya sungguh sangat senang saudara-saudara di NTT ini terus merajut kekeluargaan, kebersamaan demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Semoga kita terus konsisten untuk berkontribusi menjaga persatuan di NTT," kata Muhaimin dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Antara, Selasa, 7 Desember.
Muhaimin menghadiri dialog kebangsaan bertajuk 'Peran Agama dan Legislatif dalam Membangun Karakter dan Kesejahteraan Bangsa' yang digelar di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu, 5 Desember lalu.
Menurutnya, dalam 10 tahun reformasi, pendewasaan dan penguatan cara pandang wawasan kebangsaan yang lebih inklusif dan pluralis tumbuh dengan baik.
Moderasi kehidupan beragama secara partisipatoris juga terus berkembang. Ia mengatakan dialog antaragama dan kebersamaan di dalam kesadaran beragama menjadi lebih baik.
"Hal ini sangat baik karena kalau Gus Dur menyatakan semakin dalam ilmu agama yang dimiliki maka semakin toleran. Semakin dangkal agama seseorang maka semakin intoleran," Gus Muhaimin sapaan akrabnya.
Di sisi lain, kata dia, sejak era reformasi 1998, terjadi dinamika kebebasan yang luar biasa di mana orang bisa menyampaikan ide, gagasan, dan ideologi dengan sangat bebas. Oleh karena itu, dalam 15 tahun pertama reformasi, terbongkar semua keadaan dengan sangat nyata, terutama di media sosial.
"Yang radikal kelihatan, fundamentalis kelihatan, yang teroris pun kelihatan. 10 tahun awal reformasi, puncaknya 2000-an, produksi ajaran-ajaran kampanye kekerasan berbasis agama terproduksi sangat masif," katanya.
Menurutnya, Indonesia sangat terbuka membuat semua ajaran mudah masuk dan berkembang sehingga mengatasi berbagai persoalan yang ada seluruh anak bangsa harus terus menunjukkan dan merawat kebhinnekaan.
"Dan NTT ini lah contoh simbol-contoh persatuan dari keberagaman," ucap Gus Muhaimin.
Selain itu, kata dia, saat ini pembangunan bangsa mengalami tantangan berat akibat pandemi COVID-19 dan hampir seluruh negara di dunia mengalami persoalan yang sama. Ia pun bersyukur saat ini keadaan menjadi lebih baik.
Ia mengatakan agama dan legislatif memiliki peran yang begitu penting dalam membangun karakter dan kesejahteraan bangsa karena persoalan bangsa saat ini begitu kompleks.
Ada setidaknya tiga persoalan bangsa yang harus menjadi perhatian serius, yakni kemiskinan, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan pembangunan kekuatan ekonomi nasional.
"Tiga hal ini yang menjadi fokus kegiatan APBN kita. Persoalan ini belum teratasi, kini ditambah lagi pandemi. Akibatnya, alokasi APBN mengalami refocusing dan pengurangan," kata dia.
Baca juga:
- KSAL: Pembinaan Mental dan Ideologi Prajurit Harus Inovatif
- Momen Salam Hormat KSAL Laksamana Yudo Margono kepada Jenderal Andika Perkasa
- KSAL Laksamana Yudo Margono Menjawab Kabar Jadi Wakil Panglima TNI: Omonge Sopo?
- Kunjungi Korban Erupsi Semeru, Kapolri sigit Beri Instruksi Penting ke Jajaran: Berikan Perhatian Khusus Pada Lansia, Ibu Hamil dan Anak-anak
Kendati demikian, Gus Muhaimin mengatakan secara umum pertumbuhan ekonomi masih cukup baik, meskipun APBN tidak bisa menjadi penyangga tunggal pertumbuhan ekonomi.
"Jumlah penduduk kita yang banyak ternyata ada gunanya karena terjadi siklus ekonomi dari kebutuhan konsumsi harian. Di sisi lain, APBN kita mengalami pemasukan anggaran cukup bagus ketika iklim industri dan usaha baik. Karena pandemi, jumlah anggaran yang masuk dari penerimaan pajak mengalami penurunan signifikan," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, DPR memberikan keleluasaan penuh kepada eksekutif untuk benar-benar mengatasi keadaan pandemi dengan sebaik-baiknya.
"Pemerintah diberikan keleluasaan. Semua permintaan pemerintah tak ada yang tidak lolos di DPR. Semua parpol, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memberikan keleluasaan yang besar. Ini untuk mengawal pembangunan nasional agar jalannya pemerintahan lebih efektif," ucap Gus Muhaimin.