Debu dari Erupsi Semeru Wajib Diwaspadai, Bisa Sebabkan Infeksi Pada Saluran Pernapasan
JAKARTA - Akademisi yang juga praktisi klinis dari Universitas Indonesia Prof Ari F Syam mengatakan, debu vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur dapat menyebabkan infeksi pernapasan.
"Efek dari terhirup debu juga bisa muncul dua minggu setelah debu tersebut bertahan dalam sistem pernapasan kita, sehingga menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan bawah,” ujar Ari di Jakarta, Antara, Senin, 6 Desember.
Dia menambahkan jika kandungan silika terus bertahan di paru-paru dalam jangka panjang, akan menyebabkan silikosis yakni suatu kondisi yang pada akhirnya membuat fungsi paru akan menurun.
Debu tersebut bisa secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan pada mata, kulit maupun saluran pernapasan.
"Fakta yang ada saat ini, memang bahwa debu vulkanik akan menyebabkan perih pada mata dan menimbulkan gangguan pernapasan berupa batuk dan sesak nafas. Pada kulitpun menyebabkan gatal-gatal jika kita terpapar debu vulkanik ini. Debu vulkanik telah menyebabkan jalan-jalan raya di beberapa kota seputar Semeru menjadi licin dan berlumpur setelah hujan tiba dan menyebabkan beberapa kecelakaan,” jelas dia.
Baca juga:
- 16 Korban Akibat Erupsi Gunung Semeru Dirawat di RSUD Pasirian, 6 Orang Alami Luka Bakar di Atas 80 Persen
- Masuk Zona Merah Erupsi Susulan Gunung Semeru, Pengungsi di Desa Curah Kobokan dan Sumberwuluh Dipindahkan
- Gerak Cepat Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru, Wali Kota Surabaya Kirim Bantuan ke Lumajang
- 945 Personel Brimob dari Polda Polda Jatim, Jateng, Jabar dan Bali Dikerahkan Bantu Korban Semeru
Dia menambahkan, pertanyaan seputar dampak akan debu itu harus dijawab, serta dilakukan survei kesehatan dan observasi yang terus menerus di rumah sakit dan tempat-tempat pengungsi mengenai kasus-kasus penyakit yang ditemukan.
Sampai sejauh ini jumlah korban meninggal mencapai 13 orang dan korban luka umumnya karena luka bakar, akibat semburan debu panas dari erupsi Gunung Semeru.
“Permasalahan kesehatan para pengungsi harus diidentifikasi sehingga langkah-langkah yang tepat harus dilakukan. Permasalahan kesehatan yang muncul seputar pengungsi adalah gangguan fisik maupun psikis. Kondisi pengungsian yang terbatas seperti keterbatasan tempat tidur yang layak, sarana air bersih khususnya untuk mandi, cuci dan kakus yang terbatas jelas akan berdampak bagi kesehatan para pengungsi,” terang dia.
Selain itu kejiwaan para pengungsi juga akan terganggu, karena terdapat faktor-faktor yang dapat mencetuskan stres bagi para pengungsi. Karena itu perlu upaya lebih lanjut untuk mengatasi persoalan yang timbul akibat dampak erupsi gunung tersebut.