NASA Ngotot Beri Nama Teleskop James Webb, Meski Ada Tudingan Homofobia

JAKARTA – Pada bulan Oktober lalu, NASA mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengganti nama Teleskop James Webb sebelum peluncurannya pada bulan Desember. NASA tetap menggunakan nama itu, meskipun ada petisi yang menentang penghormatan kepada perintis ruang angkasa yang kini diklaim oleh beberapa orang sebagai homofobia.

Webb, yang meninggal pada tahun 1992 dalam usia 85, adalah administrator kedua dalam sejarah NASA. Ia mengambil pucuk pimpinan badan Antariksa AS  atas permintaan John F. Kennedy pada tahun 1961.

Webb, menjalankan agensi tersebut sampai 1968 dan berperan penting dalam program Apollo yang sukses mengirimkan Neil Armstrong dan Buzz Aldrin untuk berjalan di bulan.

Pada tahun 2002, NASA mengumumkan bahwa teleskop barunya yang bernilai 10 miliar dolar AS (Rp143 triliun yang akan diluncurkan pada Desember 2021 akan dinamai menurut namanya, James Webb.

Namun dalam beberapa tahun terakhir keputusan tersebut telah menimbulkan kritik. Bahkan, sebuah petisi tahun ini muncul untuk mengganti nama teleskop itu dan telah menerima 1.200 tanda tangan.

Penyelenggara petisi itu menuduh Webb menjadi homofobia, karena perannya dalam pemecatan seorang karyawan NASA yang dituduh gay pada tahun 1963.

Pertanyaan juga diajukan tentang partisipasinya dalam 'Lavender Scare' 1950-1952, ketika dia berada di Departemen Luar Negeri, dan 91 orang gay telah 'dibersihkan'.

Akan tetapi pada 30 September lalu, Bill Nelson, administrator NASA, mengatakan mereka telah memutuskan untuk tidak mengganti nama teleskop.

"Kami tidak menemukan bukti saat ini yang menjamin perubahan nama Teleskop Luar Angkasa James Webb," katanya kepada NPR, seperti dikutip oleh Dailiymail.com.

Teleskop James Webb sendiri digambarkan sebagai 'mesin waktu' yang dapat membantu mengungkap rahasia alam semesta kita.

Teleskop ini akan digunakan untuk melihat kembali ke galaksi pertama yang lahir di alam semesta awal, lebih dari 13,5 miliar tahun yang lalu, dan mengamati sumber bintang, planet ekstrasurya, dan bahkan bulan dan planet tata surya kita.

Teleskop James Webb dan sebagian besar instrumennya memiliki suhu operasi sekitar 40 Kelvin – sekitar minus 387 Fahrenheit (minus 233 Celcius).

Para pejabat mengatakan biayanya mungkin melebihi batas program 8 miliar dolar AS (Rp 114 triliun) yang ditetapkan oleh Kongres. NASA sendiri telah menggelontorkan 7 miliar dolar AS ke dalam teleskop.

Saat diluncurkan pada tahun 2021, Teleskop James Webb itu akan menjadi teleskop terbesar dan terkuat di dunia, yang mampu mengintip ke belakang 200 juta tahun setelah Big Bang.