Punya 2.000 Bintara Noken, Kapolda Fakhiri Berharap Mampu Menghilangkan Kekerasan di Papua
PAPUA - Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengharapkan keberadaan bintara noken sebanyak 2.000 personel di Polri dapat menghilangkan kekerasan yang masih marak terjadi di Papua.
"Mudah-mudahan dengan bertugasnya anak-anak kelahiran Papua di jajaran kepolisian dapat mengurangi kekerasan yang dilakukan kelompok tertentu, termasuk kelompok bersenjata, " kata Fakhiri dilansir dari Antara, Kamis, 25 November.
Fakhiri bilang saat ini dirinya masih berada di Gorontalo untuk bertemu dengan 145 siswa bintara yang dididik di SPN Gorontalo. Kepada peserta di SPN, Fakhiri tidak lupa berpesan untuk selalu menggunakan hati nurani saat bertugas.
Apalagi untuk siswa yang akan bertugas di daerah pengiriman. Misalnya yang berasal dari Polres Puncak akan kembali bertugas di wilayah tersebut. Nantinya, kata dia, saat mereka bertugas sebagai anggota Polri diharapkan memberikan warna, terutama dalam penanganan berbagai gangguan keamanan
"Karena lebih memahami adat budaya," jelasnya.
Setelah selesai pendidikan dan dinyatakan lulus siswa di SPN akan dilatih lagi selama sebulan. dari mereka juga akan ditempatkan di Brimob.
Baca juga:
- 'Siapa yang Pukul Anak Buah Saya?', Bentak Dirlantas Polda Metro ke Pemuda Pancasila yang Demo
- Ketua Ormas PP PAC Menteng Sebut Ada Penyusup Coba Bikin Demo Anarkis
- Tok! Mahkamah Konstitusi Menyatakan UU Cipta Kerja Bertentangan dengan UUD 1945
- Momen Haru Anggiat Pasaribu Peluk dan Cium Ibunda Arteria Dahlan: Saya Mohon Maaf Sekali
Untuk Brimob, kata dia, kemungkinan diambil sekitar 500 orang sehingga ke depan akan mengurangi penugasan Brimob dari luar Papua.
"Penambahan anggota Brimob agar tidak ada lagi suara-suara politik, seperti halnya saat mendatangkan Brimob dari luar Papua yang memiliki cara pendekatan berbeda, " katanya.
Ia mengatakan sebanyak 2.000 bintara noken itu dibiayai melalui dana hibah Pemprov Papua. Pada 22 Desember 2021 sebanyak 2.000 calon bintara yang menempuh pendidikan di 18 SPN akan dilantik dan dikembalikan ke Polda Papua.