Banjir Melanda 5 Kecamatan di Tegal Jateng, 12.518 Warga Terdampak
JAKARTA - Banjir menerjang Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi hingga meluapnya sungai Cacaban, Sungai Rambut, Sungai Kemiri, Sungai Pekijing dan Sungai Siwarak pada Senin 25 November pukul 23.30 WIB.
Plt. Kepala Pusat Data Informasi Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menuturkan, sebanyak 12.518 jiwa terdampak banjir.
"Dari belasan ribu jiwa yang terdampak tersebut, terdapat 25 KK terpaksa mengungsi di Masjid Baitutaqwa di Kelurahan Dampyak," kata Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 25 November.
Abdul muhari menutrukan, banjir ini melanda lima kecamatan di wilayah Kabupaten Tegal. Di antaranya adalah Desa Tembok Banjaran di Kecamatan Adiwerna, Desa Pecabean di Kecamatan Pangkah, Desa Sidakaton, Desa Kupu di Kecamatan Dukuhturi, Desa Sidaharja di Kecamatan Suradadi.
Kemudian di Desa Maribaya, Desa Kemuning, Desa Plumbungan, Kelurahan Dampyak di Kecamatan Kramat, Desa Banjaragung, Desa Sukareja di Kecamatan Warureja.
Sebagaimana laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tegal, sedikitnya 1.564 unit rumah terdampak dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 sampai 150 sentimeter.
Baca juga:
- Diduga Akibat Miras Arak, Pria di Buleleng Aniaya Istri Siri hingga Tewas
- Ganjar Instruksikan DKP Bantu Nelayan Korban Kebakaran Kapal di Tegal
- MA Diskon Hukuman Rizieq Shihab 2 Tahun di Kasus RS Ummi, Habib Husin Nilai Preseden Buruk Peradilan
- Sebut Rizieq Shihab Bikin Gaduh dan Provokasi Meski Dipenjara, Husin Shihab Minta Kalapas Batasi Pengunjug
"Kondisi terkini dilaporkan, banjir sudah mulai berangsur surut dan para warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing," ucap Abdul Muhari.
Berdasarkan prakiraan hujan dasarian BMKG per tanggal 21 - 30 November 2021, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah sebagian besar memiliki potensi curah hujan dengan kategori menengah dengan angka 100 - 150 mm.
"Merespons hal ini, BNPB menghimbau untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan. Keikutsertaan unsur pentaheliks juga diharapkan mampu menjadi kunci dalam penanganan bencana banjir, tentunya untuk bersama-sama menyiapkan kajian dan rencana jangka panjang agar kejadian ini tidak terus berulang,' imbuhnya.