BMKG Survei Peta Bahaya Gempa dan Tsunami di 4 Wilayah Sulteng

PALU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Palu telah melakukan survei peta bahaya gempa dan tsunami di empat daerah di Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Toli-toli, Buol, Donggala dan Kota Palu.

"Dari hasil survei tersebut, BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat akan memasang zona aman tsunami atau jalur evakuasi yang ditandai dengan garis biru. Garis biru tsunami adalah tanda yang dibuat untuk menuju titik aman jika sewaktu-waktu terjadi ancaman tsunami di suatu daerah tersebut,” sebut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu, Hendrik Leopatty, dikutip Antara, Senin, 15 November.

Hendrik menjelaskan saat ini BMKG Stasiun Geofisika sedang mengejar target melakukan survei peta bahaya gempa dan tsunami di seluruh wilayah kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. Rencananya dalam waktu dekat ini BMKG kembali melanjutkan survei di wilayah Kabupaten Sigi, Poso, Banggai dan Banggai Kepulauan.

“Kami utamakan dulu wilayah pesisir pantai dan kami bergeser ke wilayah pegunungan untuk melakukan survei gempa bumi,” kata Hendrik.

“Kami melakukan pemodelan dengan turun langsung di lapangan, kalau itu jalur merah atau berbahaya maka kami BMKG akan mencari jalan masyarakat menuju dititik aman,” tambahnya.

Dari empat wilayah yang telah disurvei, BMKG Stasiun Geofisika telah melakukan verifikasi dan koordinasi dengan pihak BPBD Kota Palu. Hasilnya, ada 17 titik yang ditetapkan sebagai arah evakuasi, dua titik kumpul sementara dan dua titik kumpul akhir.

Jalur evakuasi akan ditandai warna biru, disertakan dengan tulisan jarak dan waktu yang harus ditempuh untuk menuju titik aman sementara maupun titik aman akhir.

“Dari titik kumpul akhir yang dimiliki pemda, yang telah diperdakan itu baru empat, kami bersama tim mendapatkan dua peluang lagi titik kumpul akhir,” ujarnya.

Hendrik mengatakan, survei peta bahaya gempa dan tsunami dilakukan di semua kelurahan dan desa-desa padat penduduk. Sebuah alat akan dipasang di dua titik berbeda untuk merekam data struktur tanah di wilayah tersebut.

“Kami sampling setiap lurah dan hasil pemodelan kami turun akan disempurnakan bersama BPBD Kota Palu, hasilnya lagi akan disampaikan ke Walikota Palu sebelum disosialisasikan ke masyarakat,” jelasnya.

Saat ini pihak BMKG terkendala peralatan dan tenaga untuk melakukan survei peta bahaya gempa dan tsunami. 

“Waktu dan kendaraan menuju lokasi masih terbatas, tetapi kami tetap upayakan tahun ini selesai,” ujarnya.

“Kami BMKG secara teknis membantu pemerintah untuk membangun kesiapsiagaan menghadapi ancaman tsunami untuk generasi yang akan datang dan yang pasang garis biru nanti adalah BPBD,” ujar Hendrik.