Satgas COVID-19: Jangan Tanya Kapan Pandemi Berakhir

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak hanya mempertanyakan kapan pandemi COVID-19 yang telah muncul dari akhir tahun 2019 akan berakhir.

Sebab, kata dia, masalah pandemi cepat atau lambat akan berakhir tergantung dari kedisiplinan masyarakat menjalankan protokol pencegahan COVID-19. 

"Karena sudah lama kita menghadapi masalah ini, maka timbul kebosanan. Jangan tanyakan kapan pandemi akan berakhir, tapi tanyakan kepada diri kita kapan bisa disiplin," kata Wiku di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 8 Agustus. 

Oleh sebab itu, kata Wiku, daripada hanya menunggu kapan pandemi COVID-19 berakhir, masyarakat lebih baik tetap menjalankan aktivitas sehari-hari dengan selalu mengenakan masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

"Kami perlu tegaskan bahwa perubahan perilaku adalah kunci utama (penanganan COVID-19) dengan biaya yang paling murah, karena asalnya mulai dari kita. Kami mohon saudara-saudara sekalian agar betul-betul dapat mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat," jelas Wiku.

Dalam kesempatan ini, ia juga menjelaskan sejarah pandemi yang pernah dialami masyarakat seluruh dunia. Pandemi pertama yang dialami adalah Black Death yang dimulai pada tahun 1.334 sampai 1.350 masehi. Pandemi ini mengakibatkan 30 hingga 50 juta kematian.

Selanjutnya ada Spanish Flu H1N1 Influenza A yang terjadi pada tahun 1.918 sampai 1.919. Walau hanya terjadi selama setahun, wabah ini berdampak pada 50 sampai 100 juta kematian.

"Berikutnya pandemi The Modern Plague, dengan kurang lebih 10 juta kematian dan berlangsung cukup lama yakni 43 tahun, dari 1860 sampai dengan 1903," tutur Wiku.

Setelah itu, wabah yang terjadi berlangsung lebih cepat yaitu berlangsung selama kurang lebih 1 atau 2 tahun, yakni Asian Flu pada 1956 hingga 1958 dan mengakibatkan 2 juta kematian, Russian Flu pada tahun 1888-1890 dengan 1 juta kematian, dan Hongkong Flu pada 1968-1969 dengan 1 juta kematian. 

Wiku menyebut, melihat dari sejarah pandemi global, tercatat bahwa lama waktu wabah berlangsung cukup bervariasi, tergantung dengan jenis sumber wabah.

"COVID-19 masih belum dapat diprediksi akan berlangsung sampai kapan, namun seluruh elemen yang terlibat dalam penanganan COVID-19. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di seluruh dunia berusaha keras agar kita semua dapat terlepas dari wabah ini," tutup dia.