Waspada! Penipuan Berkedok Hipnotis di Mal

JAKARTA - Mulia Megantari mengalami kejadian tak mengenakkan saat mengunjungi pusat perbelanjaan di Bogor, Jawa Barat, sekitar pukul 20.00 WIB, Sabtu, 1 Agustus. Megan menjadi korban penipuan senilai Rp7,5 juta.

Kejadian ini bermula saat Megan bersama sepupunya yang datang ke mal untuk melepas penat. Namun, setibanya di mal dia dihampiri seorang laki-laki yang mengaku bernama Ilham.

Ilham yang mengaku dari Malaysia membutuhkan pertolongan untuk menerjemahkan bahasa melayu dengan pria berinisial A. Sebab, pria berinisial A tidak tidak mengerti bahasa melayu, demikian sebaliknya Ilham tidak terlalu mengerti bahasa Indonesia.

“Dia (pelaku) ngakunya orang Malaysia, jadi dia minta tolong aku dan sepupu aku untuk artiin apa yang dia omongin ke Bapak A. Aku awalnya sudah nggak mau, tapi sepupu aku kan ngerasa kasian, ya uda kami dengerin dia ngomong apa,” kata Megan menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada VOI, Minggu, 2 Agustus.

Dalam perbincangan itu, Ilham mengaku memiliki prasasti dari sultan yang ingin diserahkan ke museum atau dipajang di etalase pameran. Megan pun menyarankan melaporkan hal ini kepada polisi.

“Saat itu kami bilang ke orang Malaysia itu kalau harus lapor sama polisi. Tapi dia bilang enggak percaya sama polisi karena ini warisan budaya yang harus diserahkan langsung. Bapak A ini mau nolongin dengan syarat harus lihat bendanya dulu,” kata Megan.

Benda yang diklaim prasasti akhirnya diperlihatkan pelaku di hadapan Megan, sepupunya dan orang berinisial A. Mereka kemudian lanjut berbincang di area restoran mal. 

“Kami dikasih lihat prasastinya lewat kolong meja. Enggak besar sih kecil, batu warna merah dibungkus tempat warna emas. Aku ngerasa makin aneh tapi aku nggak bisa kabur,” kata Megan

Setelah diperlihatkan prasasti, pria berinisial A meminta Ilham yang mengaku dari Malaysia untuk meninggalkan meja makan. A beralasan ingin berdiskusi dengan Megan dan sepupunya mengenai prasasti tersebut.

A dalam perbincangan mengajak Megan untuk menguji Ilham. Tujuannya untuk mengetahui kebenaran pria asal Malaysia itu.

Caranya dengan menyembunyikan kartu ATM milik A dan meminta Ilham selaku pemilik prasasti menebak yang diembunyikan. Pria pemilik prasasti berhasil menebak yang disembunyikan adalah ATM.

Tiba-tiba, Ilham mengatakan kepada A soal adanya roh jahat di antara A, Megan dan sepupunya. Megan makin curiga, tapi tetap tak bisa beranjak dari lokasi pertemuan.

“Terus orang Malaysia itu ngomong, boleh enggak karena kalian bertiga sudah baik nolong saya, jadi saya mau nolong kalian. Siapa di antara kita bertiga yang punya roh jahat ini," ujar Megan menirukan pria pemilik prasasti.

Perbincangan berlanjut hingga akhirnya pria pemilik prasati mengaku punya cara ampuh mengusir roh jahat yang diklaim berada di diri Megan.

"Tapi ada tiga syarat itu harus jujur, bersedekah dan enggak boleh melakukan kesalahan yang sama lagi. Aku sama sepupuku udah mikir ini apa sih, bingung posisinya," jelasnya.

Megan sudah mulai sadar bahwa ini penipuan. "Enggak tahu ini hipnotis atau apa," ujar dia.

Setelah itu dia meminta air mineral dan meminta Megan memegang prasasti itu. "Aku disuruh nunjukin jari telunjuk aku dan dia isap. Terus tiba-tiba dia ngeluarin jarum dari mulutnya warna kuning emas banyak banget. Dia bilang aduh ini yang keluar baru 12 jarum, sebenarnya ada 17 jarum di tubuh kamu. Ini kayanya ada yang enggak suka sama keluarga kamu," katanya.

Pria pemilik prasasti ini terus mempengaruhi Megan soal ancaman santet terhadap keluarga Megan.

"Sisa jarum yang enggak keluar katanya karena ada yang enggak jujur di antara kita bertiga. Sepupu aku dari awal jujur, Bapak A ngaku dia enggak jujur. Aku yang awalnya bohong juga jadi jujur. Aku bilang di ATM Mandiri aku ada Rp5 juta, di BCA ada Rp2,5 juta," sambung Megan.

Pria mengaku dari Malaysia ini kemudian meminta Megan, sepupunya dan pria A memperlihatkan kartu ATM dan menuliskan pin.

"Aku diminta ditujukin mana yang isinya Rp5 juta dan Rp2,5 juta. Terus diminta tunjuk satu orang yang dipercaya untuk ambil uang selembar-selembar di ATM aku tapi enggak boleh sepupu aku, ya udah aku tunjuk si Bapak A," katanya.

Pertemuan ini diakhiri dengan kartu ATM yang dikembalikan ke pemiliknya masing-masing. Namun pria pemilik prasasti meminta Megan tidak memegang kartu ATM.

"Aku enggak dibolehin untuk pegang ATM aku. Jadi sama orang Malaysia itu ATM aku dimasukin ke tas. Aku dikasih air mineral untuk dibawa pulang," kata dia.

Setelah itu Megan dan sepupunya pulang ke rumah dan langsung mandi. Dari sinilah dia baru sadar kena tipu. Uang di ATM senilai Rp5 juta dan Rp2,5 juta ludes dikuras pelaku.

"Pas aku cek m-banking, saldo di Mandiri aku Rp0 dan BCA tinggal Rp7 ribu," katanya.

Megan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. Tapi Mega diminta melapor ke Polsek. "Aku udah lapor tapi enggak ditanggapi serius. Katanya mereka cuma nangani kasus penipuan yang jumlahnya di atas Rp30 juta. Sedangkan jumlah aku itu, disuruh lapor ke polsek," ujarnya.