JAKARTA – Bayangkan sebuah kursi roda dengan roda fleksibel yang mampu melintasi berbagai rintangan, mulai dari trotoar, gundukan, hingga tangga. Atau mungkin kendaraan pengiriman tanpa awak yang menggunakan roda serupa untuk membawa makanan dan kebutuhan hingga ke depan pintu rumah Anda dengan menaiki tangga.
Itulah visi para peneliti dari Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) dengan roda 'morphing' mereka, yang mampu melintasi rintangan hingga 1,3 kali ketinggian radiusnya. Terinspirasi oleh tegangan permukaan tetesan air, roda ini dapat berubah dari bentuk solid menjadi cair ketika menghadapi hambatan.
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
Aplikasi potensial lainnya termasuk robot yang dapat digunakan dalam misi pengintaian di medan perang.
Tim KIMM berharap bahwa roda morphing ini juga dapat digunakan pada robot berkaki dua dan empat, yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam efisiensi gerakan dan rentan terhadap getaran, sehingga mampu membawa beban di lingkungan industri dengan gerakan yang lebih stabil.
“Tujuan kami adalah membuat teknologi ini dapat digunakan pada kecepatan hingga 100 km/jam, setara dengan kecepatan rata-rata mobil,” kata Song Sung-hyuk, peneliti utama di KIMM Korea Selatan.
Roda yang dikembangkan untuk tujuan serupa seperti ban tanpa udara memiliki fleksibilitas namun terbatas dalam kemampuan melintasi rintangan, jelas Song, yang merupakan anggota tim penelitian robotika berbasis AI di KIMM.
Roda morphing ini terdiri dari lingkaran luar berbentuk rantai dan serangkaian kawat jari-jari yang terhubung ke hub. Kekakuan jari-jari – dan dengan demikian roda – diatur secara otomatis oleh sensor yang merespons kondisi medan.
Tim Song mendemonstrasikan prototipe kursi roda yang dilengkapi roda morphing saat menaiki tangga dengan ketinggian 18 cm, dengan boneka seukuran manusia duduk di atasnya. Tim ini juga telah menguji perangkat yang dilengkapi roda ini pada kecepatan hingga 30 km/jam. Roda morphing ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science Robotics edisi Agustus.
JAKARTA – Bayangkan sebuah kursi roda dengan roda fleksibel yang mampu melintasi berbagai rintangan, mulai dari trotoar, gundukan, hingga tangga. Atau mungkin kendaraan pengiriman tanpa awak yang menggunakan roda serupa untuk membawa makanan dan kebutuhan hingga ke depan pintu rumah Anda dengan menaiki tangga.
Itulah visi para peneliti dari Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) dengan roda 'morphing' mereka, yang mampu melintasi rintangan hingga 1,3 kali ketinggian radiusnya. Terinspirasi oleh tegangan permukaan tetesan air, roda ini dapat berubah dari bentuk solid menjadi cair ketika menghadapi hambatan.
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
Aplikasi potensial lainnya termasuk robot yang dapat digunakan dalam misi pengintaian di medan perang.
Tim KIMM berharap bahwa roda morphing ini juga dapat digunakan pada robot berkaki dua dan empat, yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam efisiensi gerakan dan rentan terhadap getaran, sehingga mampu membawa beban di lingkungan industri dengan gerakan yang lebih stabil.
“Tujuan kami adalah membuat teknologi ini dapat digunakan pada kecepatan hingga 100 km/jam, setara dengan kecepatan rata-rata mobil,” kata Song Sung-hyuk, peneliti utama di KIMM Korea Selatan.
Roda yang dikembangkan untuk tujuan serupa seperti ban tanpa udara memiliki fleksibilitas namun terbatas dalam kemampuan melintasi rintangan, jelas Song, yang merupakan anggota tim penelitian robotika berbasis AI di KIMM.
Roda morphing ini terdiri dari lingkaran luar berbentuk rantai dan serangkaian kawat jari-jari yang terhubung ke hub. Kekakuan jari-jari – dan dengan demikian roda – diatur secara otomatis oleh sensor yang merespons kondisi medan.
Tim Song mendemonstrasikan prototipe kursi roda yang dilengkapi roda morphing saat menaiki tangga dengan ketinggian 18 cm, dengan boneka seukuran manusia duduk di atasnya. Tim ini juga telah menguji perangkat yang dilengkapi roda ini pada kecepatan hingga 30 km/jam. Roda morphing ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science Robotics edisi Agustus.
JAKARTA – Bayangkan sebuah kursi roda dengan roda fleksibel yang mampu melintasi berbagai rintangan, mulai dari trotoar, gundukan, hingga tangga. Atau mungkin kendaraan pengiriman tanpa awak yang menggunakan roda serupa untuk membawa makanan dan kebutuhan hingga ke depan pintu rumah Anda dengan menaiki tangga.
Itulah visi para peneliti dari Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) dengan roda 'morphing' mereka, yang mampu melintasi rintangan hingga 1,3 kali ketinggian radiusnya. Terinspirasi oleh tegangan permukaan tetesan air, roda ini dapat berubah dari bentuk solid menjadi cair ketika menghadapi hambatan.
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
Aplikasi potensial lainnya termasuk robot yang dapat digunakan dalam misi pengintaian di medan perang.
Tim KIMM berharap bahwa roda morphing ini juga dapat digunakan pada robot berkaki dua dan empat, yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam efisiensi gerakan dan rentan terhadap getaran, sehingga mampu membawa beban di lingkungan industri dengan gerakan yang lebih stabil.
“Tujuan kami adalah membuat teknologi ini dapat digunakan pada kecepatan hingga 100 km/jam, setara dengan kecepatan rata-rata mobil,” kata Song Sung-hyuk, peneliti utama di KIMM Korea Selatan.
Roda yang dikembangkan untuk tujuan serupa seperti ban tanpa udara memiliki fleksibilitas namun terbatas dalam kemampuan melintasi rintangan, jelas Song, yang merupakan anggota tim penelitian robotika berbasis AI di KIMM.
Roda morphing ini terdiri dari lingkaran luar berbentuk rantai dan serangkaian kawat jari-jari yang terhubung ke hub. Kekakuan jari-jari – dan dengan demikian roda – diatur secara otomatis oleh sensor yang merespons kondisi medan.
Tim Song mendemonstrasikan prototipe kursi roda yang dilengkapi roda morphing saat menaiki tangga dengan ketinggian 18 cm, dengan boneka seukuran manusia duduk di atasnya. Tim ini juga telah menguji perangkat yang dilengkapi roda ini pada kecepatan hingga 30 km/jam. Roda morphing ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science Robotics edisi Agustus.
JAKARTA – Bayangkan sebuah kursi roda dengan roda fleksibel yang mampu melintasi berbagai rintangan, mulai dari trotoar, gundukan, hingga tangga. Atau mungkin kendaraan pengiriman tanpa awak yang menggunakan roda serupa untuk membawa makanan dan kebutuhan hingga ke depan pintu rumah Anda dengan menaiki tangga.
Itulah visi para peneliti dari Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) dengan roda 'morphing' mereka, yang mampu melintasi rintangan hingga 1,3 kali ketinggian radiusnya. Terinspirasi oleh tegangan permukaan tetesan air, roda ini dapat berubah dari bentuk solid menjadi cair ketika menghadapi hambatan.
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
Aplikasi potensial lainnya termasuk robot yang dapat digunakan dalam misi pengintaian di medan perang.
Tim KIMM berharap bahwa roda morphing ini juga dapat digunakan pada robot berkaki dua dan empat, yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam efisiensi gerakan dan rentan terhadap getaran, sehingga mampu membawa beban di lingkungan industri dengan gerakan yang lebih stabil.
“Tujuan kami adalah membuat teknologi ini dapat digunakan pada kecepatan hingga 100 km/jam, setara dengan kecepatan rata-rata mobil,” kata Song Sung-hyuk, peneliti utama di KIMM Korea Selatan.
Roda yang dikembangkan untuk tujuan serupa seperti ban tanpa udara memiliki fleksibilitas namun terbatas dalam kemampuan melintasi rintangan, jelas Song, yang merupakan anggota tim penelitian robotika berbasis AI di KIMM.
Roda morphing ini terdiri dari lingkaran luar berbentuk rantai dan serangkaian kawat jari-jari yang terhubung ke hub. Kekakuan jari-jari – dan dengan demikian roda – diatur secara otomatis oleh sensor yang merespons kondisi medan.
Tim Song mendemonstrasikan prototipe kursi roda yang dilengkapi roda morphing saat menaiki tangga dengan ketinggian 18 cm, dengan boneka seukuran manusia duduk di atasnya. Tim ini juga telah menguji perangkat yang dilengkapi roda ini pada kecepatan hingga 30 km/jam. Roda morphing ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science Robotics edisi Agustus.
JAKARTA – Bayangkan sebuah kursi roda dengan roda fleksibel yang mampu melintasi berbagai rintangan, mulai dari trotoar, gundukan, hingga tangga. Atau mungkin kendaraan pengiriman tanpa awak yang menggunakan roda serupa untuk membawa makanan dan kebutuhan hingga ke depan pintu rumah Anda dengan menaiki tangga.
Itulah visi para peneliti dari Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) dengan roda 'morphing' mereka, yang mampu melintasi rintangan hingga 1,3 kali ketinggian radiusnya. Terinspirasi oleh tegangan permukaan tetesan air, roda ini dapat berubah dari bentuk solid menjadi cair ketika menghadapi hambatan.
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
Aplikasi potensial lainnya termasuk robot yang dapat digunakan dalam misi pengintaian di medan perang.
Tim KIMM berharap bahwa roda morphing ini juga dapat digunakan pada robot berkaki dua dan empat, yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam efisiensi gerakan dan rentan terhadap getaran, sehingga mampu membawa beban di lingkungan industri dengan gerakan yang lebih stabil.
“Tujuan kami adalah membuat teknologi ini dapat digunakan pada kecepatan hingga 100 km/jam, setara dengan kecepatan rata-rata mobil,” kata Song Sung-hyuk, peneliti utama di KIMM Korea Selatan.
Roda yang dikembangkan untuk tujuan serupa seperti ban tanpa udara memiliki fleksibilitas namun terbatas dalam kemampuan melintasi rintangan, jelas Song, yang merupakan anggota tim penelitian robotika berbasis AI di KIMM.
Roda morphing ini terdiri dari lingkaran luar berbentuk rantai dan serangkaian kawat jari-jari yang terhubung ke hub. Kekakuan jari-jari – dan dengan demikian roda – diatur secara otomatis oleh sensor yang merespons kondisi medan.
Tim Song mendemonstrasikan prototipe kursi roda yang dilengkapi roda morphing saat menaiki tangga dengan ketinggian 18 cm, dengan boneka seukuran manusia duduk di atasnya. Tim ini juga telah menguji perangkat yang dilengkapi roda ini pada kecepatan hingga 30 km/jam. Roda morphing ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science Robotics edisi Agustus.
JAKARTA – Bayangkan sebuah kursi roda dengan roda fleksibel yang mampu melintasi berbagai rintangan, mulai dari trotoar, gundukan, hingga tangga. Atau mungkin kendaraan pengiriman tanpa awak yang menggunakan roda serupa untuk membawa makanan dan kebutuhan hingga ke depan pintu rumah Anda dengan menaiki tangga.
Itulah visi para peneliti dari Korea Institute of Machinery and Materials (KIMM) dengan roda 'morphing' mereka, yang mampu melintasi rintangan hingga 1,3 kali ketinggian radiusnya. Terinspirasi oleh tegangan permukaan tetesan air, roda ini dapat berubah dari bentuk solid menjadi cair ketika menghadapi hambatan.
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
Aplikasi potensial lainnya termasuk robot yang dapat digunakan dalam misi pengintaian di medan perang.
Tim KIMM berharap bahwa roda morphing ini juga dapat digunakan pada robot berkaki dua dan empat, yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam efisiensi gerakan dan rentan terhadap getaran, sehingga mampu membawa beban di lingkungan industri dengan gerakan yang lebih stabil.
“Tujuan kami adalah membuat teknologi ini dapat digunakan pada kecepatan hingga 100 km/jam, setara dengan kecepatan rata-rata mobil,” kata Song Sung-hyuk, peneliti utama di KIMM Korea Selatan.
Roda yang dikembangkan untuk tujuan serupa seperti ban tanpa udara memiliki fleksibilitas namun terbatas dalam kemampuan melintasi rintangan, jelas Song, yang merupakan anggota tim penelitian robotika berbasis AI di KIMM.
Roda morphing ini terdiri dari lingkaran luar berbentuk rantai dan serangkaian kawat jari-jari yang terhubung ke hub. Kekakuan jari-jari – dan dengan demikian roda – diatur secara otomatis oleh sensor yang merespons kondisi medan.
Tim Song mendemonstrasikan prototipe kursi roda yang dilengkapi roda morphing saat menaiki tangga dengan ketinggian 18 cm, dengan boneka seukuran manusia duduk di atasnya. Tim ini juga telah menguji perangkat yang dilengkapi roda ini pada kecepatan hingga 30 km/jam. Roda morphing ini menjadi artikel utama dalam jurnal Science Robotics edisi Agustus.
雅加达 - 想象一辆灵活轮胎的轮椅,可以克服各种障碍,从人行道,手推车到楼梯。或者,也许使用类似车轮将食物和必需品带到楼梯前的房屋门口的无人送货车。
这是韩国机械材料研究所(KIMM)的研究人员的愿景,他们的“赤道”车轮能够穿越半径高度高达1.3倍的障碍物。受水滴表面压力的启发,在遇到障碍时,这些车轮可以从固体转变为液体。
Why reinvent the wheel? 🛞
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
— Glen Gilmore #CES2025 #MWC2025 (@GlenGilmore) November 14, 2024
为什么要重建轮子?
'Morphing' wheel from South Korea 🇰🇷 may transform lives and robots 🦿 | Reuters https://t.co/35DudfSgpP #Mobility #Accessibility #TechInnovation #TechForGood #Roboticspic.twitter.com/IkSGGYlA4w
其他潜在的应用程序包括可用于战场侦察任务的机器人。
KIMM团队希望这个形折车轮也可以用于两条腿和四条腿的机器人,目前在运动效率方面仍然有限制,容易发生振动,从而能够通过更稳定的运动在工业环境中承载负荷。
「我们的目标是使这项技术能够以高达100 km / h的速度使用,相当于汽车的平均速度,”KIMM韩国的主要研究员Song Sung-hyuk说。
无空轮胎等类似目的而开发的轮胎具有灵活性,但在越过障碍物的能力方面有限,Song解释说,他是KIMM基于AI的机器人研究团队的成员。
这个形状圆轮由链形外环和一系列与枢纽连接的手指线组成。手指的固性 - 因此车轮 - 由响应地形条件的传感器自动调节。
宋的团队在登上18厘米高的楼梯时,展示了一款配有形折轮的轮椅原型,上面坐着人体大小的洋娃娃。该团队还测试了配备此轮的设备,速度高达30 km / h。这个形折轮成为八月版Science Robotics杂志的主要文章。
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)