JAKARTA - Seorang peneliti keamanan, Bob Diachenko mendapati kebocoran data server milik piranti gim Razer. Dirinya menemukan lebih dari 100.000 data pelanggan dan gamer yang bocor ke internet.
Menurut laporan Diachenko, kebocoran terjadi sejak 18 Agustus lalu. Data-data tersebut tersimpan dalam kluster file Elasticsearch yang diketahui berisikan berbagai catatan pesanan pelanggan dan juga menyertakan beberapa informasi seperti barang yang dibeli, e-mail pelanggan, alamat rumah, nomor telepon mereka dan lainnya.
Adapt and unleash – master all genres from MMO to FPS with the new Razer Naga Pro that sports 3 swappable side plates (12, 6, 2 buttons), now with Razer HyperSpeed wireless technology: https://t.co/p7LSxlJh7p pic.twitter.com/57lmpoOdXI
— R Λ Z Ξ R (@Razer) September 3, 2020
Mengetahui hal itu, Razer menyelusuri celah keamanan dan kebocoran data dari servernya. Pihak Razer mengatakan ada kesalahan teknis pada saat konfigurasi data server.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih, dengan tulus meminta maaf atas kesalahan yang terjadi dan telah mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memperbaiki masalah serta melakukan peninjauan menyeluruh terhadap keamanan dan sistem TI kami," ungkap Razer seperti dikutip dari Engadget, Selasa 15 September.
Razer juga memastikan bahwa kesalahan konfigurasi itu tidak ada data sensitif seperti nomor kartu kredit atau bahkan kata sandi yang dibongkar. Kesalahan konfigurasi server ini juga telah diperbaiki pada 9 September lalu.
Tidak hanya itu, hingga saat ini Razer masih sangat berkomitmen untuk memastikan keamanan dan keselamatan digital yang kokoh bagi semua pelanggannya. Selain terkenal sebagai penyedia aksesoris bagi para Gamer, Razer juga memiliki sejumlah gawai gaming yang cukup populer.
Piranti buatan Razer juga dikenal memiliki kemampuan antarmuka yang memadai, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan para gamer. Namun, beberapa tahun lalu terakhir, Razer mengubah sedikit konfirgurasi dari perlengkapanannya agar bisa terkoneksi dengan sistem cloud.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)