JAKARTA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, dipastikan dalam kondisi aman meski sempat terkena peluru nyasar yang menembus hingga ruang rapat. Insiden ini merupakan dampak dari pertempuran yang memanas di tengah keruntuhan rezim Bashar Al-Assad akibat serangan kelompok oposisi bersenjata.
"Ada peluru nyasar yang mengenai atap gedung KBRI dan tembus ke ruang rapat. Namun, tidak ada WNI yang terluka," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, dalam keterangan tertulis yang dikutip ANTARA, Senin 9 Desember.
Judha menjelaskan bahwa dari 1.162 WNI yang tercatat berada di Suriah, terdapat 19 pekerja migran Indonesia yang saat ini tinggal di shelter KBRI Damaskus. Meskipun pertempuran di Damaskus sempat memuncak sejak Minggu pagi, situasi mulai mereda setelah Presiden Bashar Al-Assad dilaporkan melarikan diri dari ibu kota.
Namun, kondisi keamanan tetap sangat dinamis. Situasi semakin tegang dengan adanya ledakan besar di sekitar Damaskus, yang diduga merupakan hasil serangan udara pasukan Israel.
KBRI Damaskus telah menetapkan status Siaga 1, tingkat kewaspadaan tertinggi, untuk seluruh wilayah Suriah menyusul eskalasi perang. Sebelumnya, status ini hanya diterapkan di wilayah-wilayah tertentu seperti Aleppo dan Hama.
Rezim Bashar Al-Assad dinyatakan jatuh pada Minggu (8/12), setelah kelompok oposisi bersenjata berhasil merebut Kota Damaskus. Pertempuran di ibu kota ini menjadi puncak dari perang saudara Suriah yang telah berlangsung sejak 2011.
另请阅读:
Eskalasi konflik terbaru bermula pada 27 November 2024 di wilayah pedesaan barat Aleppo, di Suriah utara. Pergerakan cepat pasukan oposisi mengejutkan militer rezim Assad, yang kehilangan kendali atas sejumlah wilayah strategis, termasuk Idlib, Aleppo (30 November 2024), dan Hama (5 Desember 2024).
KBRI Damaskus memastikan bahwa seluruh WNI yang berada di Suriah dalam kondisi aman. Para WNI diimbau untuk tetap tenang, menghindari perjalanan keluar rumah, dan menjaga komunikasi dengan perwakilan RI. "Kami terus memantau perkembangan situasi dan memastikan semua WNI terlindungi," tegas Judha.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)