NATUNA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), mengimbau masyarakat untuk waspadai potensi cuaca ekstrem di wilayah itu.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Natuna Raja Darmika saat dihubungi dari Natuna, Sabtu mengatakan menurut perkiraan BMKG beberapa wilayah di Natuna seperti Pulau Bunguran, Pulau Tiga, Pulau Midai, Pulau Laut, dan Pulau Subi, berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang.

"Untuk masyarakat yang tinggal di wilayah rawan longsor dan bencana lainnya diimbau untuk selalu waspada, terutama di wilayah Gunung Ranai, pasalnya sudah terjadi beberapa longsor kecil di bagian atas Gunung Ranai," ucapnya.

Ia mengatakan masyarakat harus segera mengambil tindakan apabila melihat tanda-tanda akan terjadi bencana, baik itu longsor, banjir, dan bencana lainnya.

Ia menegaskan imbauan yang diberikan bukan untuk menakut-nakuti masyarakat, namun sebagai pengingat guna mengantisipasi dan meminimalisir dampak akibat bencana.

"Kita juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di atas Gunung Ranai apabila dalam kondisi hujan," ujarnya.

Terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Ranai Feriomex Hutagalung mengatakan cuaca ekstrem berpotensi terjadi pada 9-11 Juni 2024, akibat adanya daerah belokan angin di sekitar wilayah Kepri.

Belokan angin tersebut menyebabkan penumpukan udara yang mengakibatkan pertumbuhan awan hujan menjadi signifikan.

"Kondisi cuaca pada periode (9-11 Juni 2024) menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir, dan angin kencang," ucapnya.

Adapun wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang meliputi di Pulau Bunguran, Pulau Tiga, Pulau Midai, Pulau Subi, dan Pulau Laut.

Ia menambahkan cuaca ekstrem berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti angin puting beliung, genangan air, banjir, dan longsor.

Oleh karena itu ia mengingatkan masyarakat di wilayah-wilayah tersebut untuk selalu berhati-hati dalam beraktivitas dan selalu mencari informasi terkait cuaca di Natuna.

"Cuaca ekstrem bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi," ujarnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)