JEMBER - Pakar peternakan Universitas Jember (Unej) Dr Nur Widodo memberikan tips dan trik kepada masyarakat untuk memilih hewan kurban yang baik menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Syarat utama memilih hewan kurban adalah sehat, gemuk, tidak cacat fisik, dan telah cukup umur. Jika tidak memenuhi persyaratan itu maka tidak dibenarkan ternak itu menjadi hewan kurban," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
Menurutnya hewan ternak untuk kurban sebaiknya dipilih ternak jantan dan apabila terpaksa betina maka harus benar-benar dipastikan sapi/kambing betina tersebut tidak dalam keadaan bunting.
"Memilih hewan kurban harus sehat dan gemuk. Ternak yang sehat biasanya dilihat dari matanya yang bersinar tidak sayu dan gerakannya aktif," tuturnya.
Ia mengatakan ternak yang sedang dalam keadaan sakit tidak diperbolehkan menjadi hewan kurban seperti penyakit yang akhir-akhir ini banyak menyerang yakni Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy skin disease (LSD) , namun kalau sudah sembuh diperbolehkan untuk hewan kurban.
另请阅读:
"Usia ternak sapi yang layak digunakan sebagai ternak kurban minimal umur 2 tahun. Memperkirakan umur sapi yang paling mudah dapat dilakukan dengan melihat struktur gigi serinya," ucap dosen peternakan yang mengajar di Unej Kampus Bondowoso itu.
Apabila masih ada gigi susu dan belum ada yang ganti (poel) maka bisa dipastikan sapi tersebut masih memiliki umur di bawah 2 tahun dan belum layak dijadikan sebagai hewan kurban.
"Umur sapi yang sudah layak untuk dijadikan ternak kurban ditandai dengan adanya poel pada gigi serinya. Gigi sapi poel 1 pasang diperkirakan sapi umur 2-3 tahun, poel 2 pasang berumur 3-4 tahun), dan begitu seterusnya," katanya.
Nur Widodo memberikan tips agar masyarakat tidak salah dalam memilih sapi yang bagus dan memiliki daging yang banyak yang terkadang besar perutnya akan tetapi dagingnya relatif sedikit karena perkiraan banyaknya daging pada ternak harus dilihat dari sisi depan, samping, dan belakang ternak, dengan memperhatikan tinggi dan panjang ternak.
"Fokus mengamati ternak pada bagian paha belakang, pinggul, paha kaki depan, dan punggung. Banyak sedikitnya daging itu yang pertama bisa dilihat dari pinggul dan bagian paha belakang, yang kedua dari punggung dan paha kaki depan," tuturnya.
Selain itu, juga perlu diperhatikan tulang pinggul, punggung, dan rusuk jika tulang-tulang tersebut tidak terlihat maka bisa dikatakan sapi tersebut gemuk dan memiliki banyak daging.
"Jangan terkecoh dengan besar perut sapi dengan melihat hanya dari sisi depan dan samping ternak saja. Memilih sapi yang baik itu selain melihat juga dapat dilakukan dengan meraba pada bagian paha, pinggul, punggung, dan paha kaki depan untuk memastikan pada bagian-bagian tersebut," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa penilaian kondisi ternak bisa mengacu pada pada Body Condition Score (BCS), BCS 1 hingga BCS 3 dikategorikan ternak sangat kurus, kurus, dan sedang. BCS 4 dan BCS 5 dikategorikan ternak gemuk dan sangat gemuk oleh karena itu dalam memilih ternak kurban sebaiknya di pilih ternak yang memiliki BCS 4 dan BCS 5.
"Terkait beredarnya kasus PMK dan LSD akhir-akhir ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya jadi masyarakat tidak perlu terlalu khawatir," ucap Nur yang juga Ketua Takmir Masjid Al-Ayman Unej Kampus 2 Bondowoso itu.
Pemerintah juga telah menyalurkan program vaksin untuk PMK dan LSD, serta adanya pos pengawasan lalu lintas ternak di setiap perbatasan wilayah yang mengawasi perpindahan atau peredaran ternak dengan mengecek kesehatan ternak dan dokumennya, apakah ternak tersebut itu sudah divaksin dan ada surat keterangan kesehatan dari dokter hewan.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)