JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto meminta agar media di Indonesia memberitakan kabar baik di tengah pandemi COVID-19. Selain itu, dirinya juga meminta agar media massa tak memperkeruh dan membuat gaduh suasana dalam situasi yang saat ini terjadi. 

Menurutnya, media dan jurnalisnya sebaiknya berkontribusi membantu pemerintah dengan menangkal berita hoaks dan berita menyesatkan.

"Pers punya peran yang signifikan dalam rangka menghambat laju corona, tentu dengan memberitakan kabar yang benar tentang Pandemi. Kita ambil contoh Keberhasilan beberapa negara di luar seperti Singapura dan negara lain berkat Pers yg membela Negaranya lewat pemberitaan yang benar pandemi bisa dilawan," kata Terawan seperti dikutip dari keterangan tertulisnya usai menerima kunjungan dari Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Atal S. Depari dan Sekjen PWI Mirza Zulhadi, Sabtu, 3 September.

"Bukan malah memperkeruh dan membuat gaduh," imbuhnya.

Dalam pertemuan ini, mantan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto tersebut menyebut media bisa menjadi pahlawan yang berperan penting di masa pandemi seperti saat ini dengan melakukan pemberitaan yang baik dan benar.

"Media adalah pahlawan bangsa seperti di masa pandemi ini, di saat bangsa membutuhkan pikiran dan tenaga mereka untuk mengatasi penyebaran COVID-19," tegasnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Terawan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Musababnya, Terawan tidak hadir dalam dalam acara 'Mata Najwa' guna memberikan informasi terbaru mengenai COVID-19. Karena dia tidak hadir, Najwa Sihab memberikan pertanyaan pada kursi kosong.

Sementara saat dikonfirmasi soal keberadaan Terawan, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Widyawati mengatakan Menkes Terawan saat ini tengah disibukkan dengan berbagai aktivitas dan kunjungan ke daerah. Sehingga memang tak banyak waktu untuk muncul ke publik untuk meladeni wawancara.

"Jadwal bapak padat dan terus turun ke lapangan. Kami akan atur jadwal," ungkap Widyawati saat dihubungi.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)