JAKARTA - Unjuk rasa atas kematian seorang gadis berusia 19 tahun korban pemerkosaan masih berlanjut di India pada Rabu, 30 September. Mereka yang tergabung dalam aksi turun ke jalan didominasi oleh segenap warga India, aktivis, dan beberapa politisi demi menuntut tanggung jawab pemerintah atas meninggalnya gadis dari kasta terendah tersebut.
Melansir Associated Press, aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan warga India terhadap pemerintah akibat gagal melindungi wanita, khususnya dari kasta rendah. Mereka pun beramai-ramai menuntut keadilan, sebab kasus pemerkosaan seperti ini sering terjadi di India karena pemerintah dituding gagal melindungi warga negaranya.
Tercatat, beberapa aktivis wanita telah ditangkap oleh kepolisian di New Delhi. Penangkapan tersebut lantaran banyak di antara mereka telah meneriakkan slogan-slogan yang menentang Perdana Menteri (PM) Naredra Modi.
Aksi tersebut semakin mendapat simpati karena banyak warga India telah mencium gelagat aneh dari kepolisian Hathras, Uttar Pradesh. Keanehan itu tak lain karena proses kremasi terhadap gadis korban pemerkosaan dilakukan secara tergesa-gesa. Atas hal itu, beberapa politisi menyebutnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
Pemimpin oposisi Rahul Gandhi pun turut melontarkan kritik pedas kepada pemerintah. Ia menggambarkan insiden kremasi yang dilakukan kepolisian sebagai bentuk pelecehan dan tidak adil.
Sebelumnya, korban telah diperkosa oleh empat orang pria pada 14 September di Hathras. Pihak keluarga mengungkap bahwa mereka menemukan korban dalam keadaan telanjang, penuh darah, lidah terbelah, dan tulang belakang patah di lapangan dekat rumah mereka.
Akibat perbuatan keji tersebut, korban tampak berjuang melalui masa-masa kritisnya. Sayangnya, korban yang telah dirawat dua mingguan akhirnya menghembuskan napas terakhir di sebuah rumah sakit di New Delhi.
另请阅读:
Meski begitu Kepolisian setempat telah mengumumkan pelaku yang dituduh pemerkosa ditangkap. Semakin heboh lagi, para pelaku tersebut berasal dari kasta tinggi, yang mana hal itu telah memancing kemarahan sebagaian besar warga India.
Menurut data dari kepolisian India, mereka mencatat sepanjang tahun 2017 telah terjadi 33.658 kasus pemerkosaan. Jumlah tersebut tampak meningkat 35 persen dari tahun 2012. Parahnya lagi, sekitar 10 ribu dari korban pemerkosaan adalah anak-anak. Akan tetapi, para aktivis meyakini jumlah pemerkosaan jauh lebih tinggi daripada angka kepolisian.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)