JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menilai maraknya warga DKI yang singgah ke daerah penyangga seperti Bekasi, untuk mencari hiburan dan berkumpul tak bisa disalahkan ke Pemprov DKI. 

Kata Riza, fenomena banyaknya masyarakat Jakarta yang pindah "tongkrongan" ke Bekasi adalah konsekuensi yang mesti diterima pemerintah daerah Bekasi itu sendiri. Konsekuensi itu, kata Riza, juga akan terasa pada daerah penyangga lainnya seperti Tangerang, Depok, dan Bogor. 

Sebab, saat ini hanya Jakarta dari seluruh daerah se-Jabodetabek yang menerapkan PSBB dengan melarang tempat usaha makanan melayani makan di tempat (dine in) dan menutup tempat hiburan lainnya.

"Memang itu suatu konsekuensi, ya. Memang, teman-teman kita di Jakarta, mau makan ke Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor. Bikin acara ke daerah-daerah situ, karena daerah situ kan tidak menutup restoran seperti di Jakarta," kata Riza di Balai Kota DKI, Selasa, 29 September.

Oleh sebab itu, Riza meminta tiap kepala daerah se-Jabodetabek untuk terus berkoordinasi menyelaraskan pembatasan mobilitas warganya.

"Makanya, kita terus berkoordinasi dengan daerah-daerah sekitar Jakarta supaya bisa bersinergi positif. Inilah yang sedang kita koordinasikan untuk mencari solusi terbaik," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, Kasatpol PP Kota Bekasi Abi Hurairah mengaku kewalahan menangani banyaknya warga Ibu Kota yang mencari tempat hiburan ke Bekasi akibat PSBB DKI.

Kini, Bekasi menjadi "pelarian" utama warga DKI yang ingin mencari tempat makan sambil berkumpul bersama. Sebab, daerah penyangga lainnya seperti Kota Depok dan Bogor kini menerapkan jam malam.

"Depok tutup, Bogor tutup, Jakarta tutup. Orang cari hiburan ke Bekasi. Ini kesulitan kita. Banyaknya sekarang itu 60 persen itu dari luar Bekasi," kata Abi.

Abi mengaku pihaknya telah bekerja secara intensif untuk menangani pembatasan di Kota Bekasi. Namun, Abi mengaku tidak bisa mencegah warga DKI yang masuk ke Bekasi.

"Aduh, kalau kita bicara mah, harus gimana lagi. Kalau disalahkan, kita manusia, punya perasaan. Tiap malam, kita garda terdepan untuk pembersihan kayak gini," ungkapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)