JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku sedang menyusun rencana pembangunan pabrik obat paracetamol di Indonesia. Hal ini sejalan dengan langkah BUMN melakukan transformasi dalam bidang supply chain.
Erick mengatakan, pembangunan pabrik itu menjadi rencana besar BUMN sektor kesehatan guna menekan impor obat yang selama ini terus dilakukan.
"Kami akan bangun pabrik paracetamol yang selama ini diimpor," katanya, dalam acara yang digelar HSBC secara virtual, Rabu, 16 September.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, transfomasi terus dilakukan di perusahaan-perusahaan pelat merah. Namun, kata Erick, transformasi yang dilakukan tetap melibatkan swasta sehingga terjadi persaingan yang sehat dan transparan.
"Supply chain ini kita lakukan tetapi kita tidak mau menjadi menara gading, tetap membangun ekosistem yang baik dengan swasta," ucapnya.
Erick mengatakan, saat ini ada 12 klaster BUMN yang didasarkan kepada supply chain yang ada di BUMN. Pertama, mengonsolidasikan klaster pariwisata dan hub, di mana konsolidasi airport, hotel, ritel, kawasan wisata dan penerbangan menjadi satu atap.
另请阅读:
Kemudian, Kementerian BUMN menggabungkan BUMN farmasi di bawah Bio Farma, di mana PT Kimia Farma Tbk akan fokus kepada aspek kimia pendukung obat-obatan. Sedangkan, Indofarma akan fokus kepada herbal dan nantinya disinergikan dengan 72 RS BUMN.
Tidak hanya itu, Kementerian BUMN juga mengkaji pembangunan kawasan kesehatan. Nantinya kawasan ini akan mengakomodir para penemu, dokter ahli dan RS yang baik untuk menunjang kesehatan Indonesia dengan cara berpartner dengan Kementerian BUMN.
"Kawasan kesehatan ini salah satu di-propose ini masih menunggu. Kalau ini jadi potensial market luar biasa. Banyak sekali sekarang masyarakat Indonesia dari kalangan middle up yang mencari kesehatan di luar negeri. Tidak perlu jauh-jauh, sudah ada di Indonesia sendiri. Hal ini juga membuka partnership dengan siapapun baik foreign investor, pengusaha lokal. Kita punya market yang besar," ucapnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)