JAKARTA - Komisi III DPR RI melakukan rapat kerja dengan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramoni. Agenda Raker ini membahas terkait anggaran Polri 2021.

Namun dalam perjalanan terjadi adu mulut antara Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan dengan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni yang jadi pemimpin Raker.

Adu mulut bermula saat Arteria menyinggung masalah pembakaran bendera PDIP di depan Gedung DPR RI dan polemik pernyataan Puan Maharani mengenai Sumatera Barat. 

Arteria menyinggung kurang responsifnya jajaran Polri, termasuk Kapolres Jakarta Pusat ketika kejadian pembakaran bendera PDI Perjuangan dalam aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.

"Saya kasih contoh waktu ada pembakaran bendera PDIP di depan. Kapolres Jakarta Pusatnya enggak tahu, Pak, ada apa. Kapolda Metronya enggak tahu, kemudian akan dikabarkan engga ada sampai saat ini," kata Arteria dalam rapat tersebut, Senin, 14 September.

Melihat pembicaraan Arteria melenceng dari topik rapat. Sahroni sebagai pemimpin rapat kemudian menegur koleganya itu.

"Pak Arteria, karena ini fungsi pengawasan anggaran jangan melibatkan di luar fungsi pengawasan. Terima kasih," ujar Sahroni memotong pembicaraan politikus PDIP tersebut.

"Ini kan sebagai contoh," jawab Arteria sambil meneruskan pembicaraannya.

Tak kunjung membahas anggaran, Arteria justru membahas soal paham radikalisme dan intoleransi. Selain itu, pembicaraannya juga melebar ke arah hoaks dan ujaran kebencian.

"Kalau saya kasih contoh sedikit, itu yang kemarin kerja-kerja cyber ini harus lebih terukur. Saya terima kasih punya masalah yang Ibu Puan Maharani begitu responsif dibantu sama teman-teman kepolisian, tapi bagaimana dengan yang lain. Kami mohon diberikan pelayanan yang sama," ujarnya.

"Berikutnya bagaimana kerja-kerja serangan ancaman ideologi politik maupun sosial," imbuh Arteria.

Namun belum selesai Arteria meneruskan pernyataannya itu, Sahroni kembali mengingatkan dirinya jika rapat bersifat pengawasan terkait anggaran.

"Terkait dengan proses lain mohon kiranya pada saat rapat pengawasan," tegas Bendahara Umum Partai NasDem tersebut.

Lebih lanjut Sahroni menjelaskan rapat anggaran itu adalah Komisi III mendukung dan melihat kekurangan yang dimiliki oleh polisi. Sehingga, yang ditanggapi tak boleh masuk pada internal masing-masing.

Namun, Arteria merasa tak puas dengan pernyataan Sahroni tersebut. "Saya sebenernya membahas anggaran tapi Pak Ketua ini apa sudah berprasangka dulu. Padahal yang saya katakan ini angka-angka semua," kata dia.

"Jadi jangan terlalu diiniin pak ketua, ini saya angka-angka semua," imbuhnya.

Dia juga menyebut merasa tidak nyaman mengikuti rapat yang dipimpin oleh Sahroni tersebut. Sebab, dia dituding tak memahami maksud dan tujuan rapat.

"Kalau begini saya kan juga enggak nyaman dipimpin sama Pak Ketua. Orang lagi bicara anggaran dibilang saya bicara pengawasan,” tegasnya.

Menanggapi hal itu, dia mengatakan sebagai pimpinan rapat maka dirinya berhak mengingatkan anggota jika rapat ini berkaitan dengan anggaran dan bukan pengawasan. 

"Karena saya sebagai pimpinan saya berhak menyampaikan kepada saudara Arteria menjelaskan bahwa ini adalah fungsi pengawasan anggaran bukan pada fungsi pengawasan pada saat rapat kerja. Pak Wakapolri monggo, silakan," pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)