JAKARTA - Menteri kesehatan Jerman Jens Spahn mengungkap vaksin COVID-19 buatan negaranya akan siap dalam beberapa bulan mendatang. Jerman akan menyusul Rusia soal vaksin.
Menurut Spanh, ia dan berbagai pemegang kuasa dalam otoritas kesehatan Jerman telah berkomunikasi. Vaksin kemungkinan bisa disebar pada musim gugur.
“Saya optimis, dalam beberapa bulan ke depan, dan tentunya tahun depan, bisa ada vaksin,” kata Spahn, dikutip Reuters, Kamis, 13 Agustus.
Spahn menolak memberi rincian lebih lanjut, termasuk seberapa sering nantinya orang perlu divaksinasi atau berapa lama vaksin mampu melindungi seseorang. Namun, Spahn meyakinkan banyak pihak kehadiran vaksin buatan Jerman bukan sekadar wacana.
"Tapi satu hal yang dapat kita katakan adalah bahwa berkat kita semua bekerja sama, baik itu antara peneliti, ilmuwan, publik, kita mungkin akan memiliki vaksin lebih cepat daripada sebelumnya dalam sejarah umat manusia," kata dia.
20 Millionen Infizierte weltweit und steigende Zahlen in #Deutschland sind eine deutliche Warnung: Wir dürfen im Alltag nicht sorglos werden - auch wenn unser Gesundheitssystem die Lage aktuell bewältigen kann. Das #Virus nutzt jede Chance. Passen wir weiter gut aufeinander auf.
— Jens Spahn (@jensspahn) August 11, 2020
Sayangnya, pernyataan Spahn bertentangan dengan apa yang diungkap Menteri Riset Jerman Anja Karliczek. Dirinya justru mengungkap kehadiran vaksin COVID-19 tidak akan mungkin tersedia secara luas sebelum pertengahan tahun depan.
Sebelumnya, dalam pertarungan adu cepat membuat vaksin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim negaranya adalah yang pertama dalam progres. Bahkan, Putin telah memberikan persetujuannya untuk melegalkan peraturan vaksin COVID-19 setelah diteliti selama kurang lebih dua bulan pengujian pada manusia.
Akan tetapi, langkah Rusia menemukan vaksin COVID-19 yang dinamai “Sputnik V” masih diragukan oleh pemimpin dunia lainnya, termasuk Spahn. Dirinya beranggapan Sputnik V belum dapat dikatakan sebagai sebuah vaksin yang ampuh karena belum di ujicoba secara luas. Apalagi tak ada banyak data terkait vaksin tersebut.
Sejauh ini Jerman telah mengonfirmasi 219.964 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 9.211 kasus meninggal dunia.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)