JAKARTA - Presiden Donald Trump siap membantu Libanon dalam menangani ledakan di Beirut. Sebab, Trump menganggap, ledakan itu adalah sebuah serangan. 

"Amerika Serikat siap membantu Libanon," kata Trump pada pertemuan singkat Gedung Putih mengenai ledakan dilansir Reuters, Selasa, 4 Agustus. 

"Sepertinya serangan yang mengerikan."

Ketika ditanya tentang penggambaran ledakannya, Trump mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan beberapa Jenderal Amerika Serikat dan menyebut, ledakan itu bukan semacam ledakan manufaktur.

Dia mengatakan kepada wartawan, menurut para jenderal yang tidak disebutkan namanya ini, "Mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan. Itu semacam bom."

Dua pejabat Amerika Serikat yang namanya dirahasiakan mengatakan, tidak jelas di mana Trump menerima informasi tersebut. Tetapi informasi awal dari Libanon, tampaknya tidak menunjukkan bahwa ledakan itu adalah serangan.

Para pejabat mengatakan informasi sejauh ini melacak lebih dekat dengan apa yang telah diberikan pejabat Libanon secara publik. Mereka menambahkan bahwa ini masih awal dan dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat telah disimpan selama enam tahun di pelabuhan tanpa langkah-langkah keamanan dan mengatakan itu "tidak dapat diterima".

Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi kepada negara itu akan ada pertanggungjawaban atas ledakan mematikan di "gudang berbahaya".


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)