JAKARTA - Polisi bakal menyelidiki persoalan klaim penemuan obat COVID-19 yang ditemukan oleh Hadi Pranoto, tetapi dianggap sebagai kebohongan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Tentu dengan adanya informasi ini kita akan lakukan penyelidikan soal kebenaran dari informasi tersebut," ucap Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad kepada VOI, Senin, 3 Agustus.
Dalam proses penyelidikan, kata dia, penyidik akan mengklarifikasi pernyataan tersebut. Kemudian, akan meminta keterangan dari saksi ahli untuk memastikan ada tidaknya unsur pidana.
"Nanti dilihat dulu dari bobot permasalahannya apa. Tentu kita analisa dulu," kata Pandra.
Tetapi, untuk saat ini belum ada pihak yang melaporkan Hadi Pranoto atas pernyataannya. Termasuk dari IDI yang sebelumnya menganggap ada kemungkinan pernyataan itu merupakan kebohongan.
"Belum, ini (persoalan) kan baru munculnya kemarin. Belum ada (laporan)," tandas Pandra.
另请阅读:
Sebelumnya, Hadi Pranoto menyebut telah menemukan obat herbal antibodi yang mampu menyembuhkan COVID-19 dalam hitungan 2-3 hari. Bahkan, obat tersebut didistribusikan ke sejumlah wilayah Indonesia seperti, Jawa, Bali, dan Sumatra.
"Orang kecil, dewasa, orang hamil dan seterusnya alhamdulillah sampai saat ini temen temen bisa merasakan khasiat obat itu. Sebagai negara yang mempunyai kekayaan alam dengan herbal yang cukup besar dan kita bisa manfaatkan kepentingan masyarakat sendiri menguatkan antibodi," kata Hadi.
Pernyataannya itu diucapkan ketika wawancara dengan musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji di kanal YouTube. Video tersebut diunggah pada Jumat, 31 Juli dan membuat heboh warganet.
Namun, Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan, pernyataan dari Hadi diduga berunsur kebohongan. Sehingga, meminta polisi untuk menyelidikanya.
"Ini tentu harus ditelusuri oleh aparat, bukan tidak mungkin kebohongan publik yang dilakukan," katanya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)