JAKARTA - Seorang wanita mengaku telah meninggalkan suaminya untuk menjadi sugar baby penuh waktu dari sembilan sugar daddy.

Jade (32), demikian namanya, pertama kali menerima uang dari pria kaya yang lebih tua di awal tahun 2000-an. Tapi, ketika ia menikah dan tinggal bersama suaminya ia mulai mendapatkan uang dengan cara yang lebih konvensional.

Satu dekade kemudian, setelah menceraikan suaminya, Jade mulai berkencan lagi dengan para sugar daddy. Mereka minum anggur dan makan malam.

Para sugar daddy berusia antara 28 hingga salah satunya ada yang 60 tahunan. Yang paling tua ini tidak pernah ingin bertemu dengan Jade, tetapi ia selalu mengiriminya makan malam.

Jade, yang tinggal di Australia, menemukan para sugar daddy-nya di aplikasi khusus. Beberapa di antaranya menginginkan teman tatap muka sementara yang lain meminta seks. Imbalannya berupa hadiah dan uang.

Wanita muda itu mengklaim pria-pria menyukainya karena penampilannya sebagai 'girl next door' yang simpel dan manis

"Kemudian ketika lampu padam dan pakaian dikenakan, saya adalah orang yang sama sekali berbeda. Para pria mampu memiliki kedua fantasi itu, lalu menghilang dari pandangan, keluar dari pikiran," kata Jade dilansir dari Daily Star, Rabu, 7 Oktober.

"Mereka tidak harus membuat saya terhibur."

Dia menambahkan: "Saya mungkin mengirim pesan yang mengatakan 'Hai, semoga harimu menyenangkan' atau mengirimi mereka foto telanjang saya di pagi hari untuk memulai hari mereka dengan indah, tapi saya tidak akan pernah mengirim pesan dan menanyakan apa yang mereka lakukan.

Jade tidak tersedia 24/7 - dia bekerja untuk pemerintah dan menjalankan bisnis sampingan di bidang copy-writing.

Biasanya, Jade mendapat sekitar 500 dolar AS per kunjungan ke sugar daddy-nya. Dia akan melanjutkan hubungannya selama dia menikmatinya, tetapi mengakhiri hubungan itu jika dia menjadi "terlalu membutuhkan".

Jade mengakui ibunya tahu dia punya profesi lain sebagai model telanjang, tetapi tidak menyadari bahwa dia adalah sugar baby.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)