JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan obat-obatan dan alat pelindung diri (APD) ke sejumlah wilayah guna mengendalikan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

"Mulai tanggal 7 sampai 12 Mei lalu kami sudah melakukan pengiriman logistik tahap satu ke beberapa provinsi," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah dikutip dari Antara, Kamis 19 Mei.

Nasrullah menyebutkan, pada 16 Mei lalu, Kementan kembali mengirimkan logistik tahap kedua ke wilayah yang diduga terjangkit PMK termasuk Jawa Timur dan Aceh. Keseluruhan obat-obatan yang telah Kementan kirimkan senilai Rp534,29 juta.

"Begitu ada wabah penyakit PMK, kami bersama-sama dengan Pemerintah Daerah terus melakukan koordinasi, sehingga mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk dapat mengendalikan penyebaran wabah PMK," ujarnya.

Dikatakannya, pengendalian penyebaran PMK menjadi mutlak yang harus segera ditangani.

Menurutnya, saat ini hewan yang terinfeksi telah diberikan obat-obatan, penyuntikan vitamin, pemberian antibiotik, dan penguatan imun.

Kondisi terakhir pada hewan ternak yang telah diberikan obat dan vitamin sudah mulai membaik.

"Alhamdulillah, pemberian dalam bentuk vitamin, antibiotik, antipiretik, disinfektan dan APD untuk petugas hasilnya jauh lebih baik, seperti hewan yang meler mulai segar dan yang tadinya tidak bisa berdiri kini sudah berangsur normal. Pemberian disinfektan juga sudah kita sarankan di kandang dan area pemeliharaan," kata Nasrullah.

Pemberian obat-obatan tersebut, kata dia, diharapkan dapat mencegah meluasnya wabah PMK.

Pemerintah juga berencana akan mengirimkan bantuan logistik obat-obatan, vitamin dan APD ke provinsi sentra ternak yang masih bebas PMK seperti Sulawesi Selatan, NTT dan Bali.

Pengiriman tersebut direncanakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Nasrullah mengungkapkan, Kementan saat ini telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp48 Miliar untuk pencegahan dan pengendalian wabah PMK.

"Pembiayaan pengendalian dan pencegahan PMK ini selain dari APBN, juga ada sinergi dengan APBD dan sumber pembiayaan lainnya," kata Nasrullah.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)