Presiden Rusia Vladimir Putin Minati Industri Setrum Nuklir saat Bertemu Presiden Jokowi, Kementerian ESDM Targetkan PLTN Beroperasi 2040
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan akan mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir pada tahun 2040. Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebut PLTN merupakan salah satu opsi sumber listrik EBT yang potensial dengan ditopang teknologi dan keekonomian.
"Simulasi roadmap yang kami susun di kementerian ESDM dan sekarang sedang dalam proses formalisasi dari sisi regulasi, sekitar 2040 memang ditargetkan PLTN pertama," ujarnya di Jakarta, Senin 19 September.
Namun Dadan menambahkan saat ini pihaknya belum memutuskan besaran kapasitas PLTN tersebut. Dadan bilang kementerian ESDM juga memastikan keandalan listrik yang dihasilkan oleh PLTN ini.
"Saya tidak bilang EBT lain tidak handal, tapi PLTN ini EBT yang memperhatikan keekonomian dan kehandalan dari sisi penyediaan listrik," lanjut Dadan.
Lebih jauh ia menjelaskan, sejak masuk ke Kementerian ESDM pada tahun 1993, wacana pembangunan PLTN sudah bergabung sejak lama. Dengan memperhatikan upaya mencapai Net Zero Emission pada tahun 2016, PLTN menjadi salah satu opsi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dapat memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat dan rendah emisi.
"Teknologi sekarang sudah banyak berkembang. Kemudian dari sisi keekonomian juga cukup kompetitif, karena ini proyek jangka panjang dan skalanya besar, apalagi sekarang sudah mulai PLTN skala kecil bisa dikembangkan di pulau-pulau dan bisa dioperasikan dengan tenaga lokal," pungkas Dadan.
另请阅读:
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ketertarikan perusahaan dari negaranya untuk mengembangkan industri setrum nuklir di Indonesia usai dirinya bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Putin mengungkap perusahaan energi Rusia bernama Rosatom State Corporation yang punya pengalaman, kompetensi, hingga teknologi bersedia terlibat dalam proyek bersama pengembangan industri energi nuklir di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif merespons ketertarikan perusahaan energi Rusia untuk mengembangkan industri pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN di Indonesia.
Menurutnya, tawaran kerja sama bilateral dalam hal pengembangan nuklir bukan hanya dari Rusia saja, tetapi juga sejumlah negara.
"Kita lihat nanti mana yang kompetitif dan reliable. Kebutuhan untuk nuklir baru akan dimulai tahun 2040 berdasarkan peta jalan energi yang telah kami susun," kata Menteri ESDM Arifin dikutip dari Antara, Senin 4 Juli.
Menteri Arifin menyatakan, Indonesia mempunyai bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan setrum nuklir dan permintaan listrik bersih ke depan.