Bagikan:

JAKARTA - Bybit mengatakan ahli dan pakar keamanan siber di seluruh dunia untuk bergabung bersama mereka, untuk pencarian pelaku pencurian kripto terbesar sepanjang sejarah. 

Ajakan ini dirilis setelah platform pertukaran dan perdagangan aset kripto terkemuka itu menjadi korban peretasan, yang menyebabkan 1,4 miliar dolar AS (Rp23 triliun) dalam bentuk Ethereum (ETH) berhasil dicuri. 

“Bybit menyerukan kepada para pemikir paling cerdas dalam keamanan siber dan analis kripto untuk bergabung dalam perburuan global bagi para pelaku pencurian crypto terbesar dalam sejarah,” tulis seruan tersebut. 

Sebagai bagian dari upaya penyelidikan dan pemulihan, Bybit menjanjikan imbalan sebesar 10 persen dari dana yang dipulihkan untuk memberi penghargaan kepada pakar keamanan siber dan jaringan etis yang berperan aktif dalam mengambil kembali set kripto yang dicuri dalam insiden tersebut.

Para kontributor akan berbagi hadiah yang berpotensi bernilai hingga 140 juta dolar AS (Rp2,3 triliun) dalam skenario pemulihan penuh. Jumlah ini dihitung berdasarkan pemulihan yang dapat diverifikasi dari ETH senilai lebih dari 1,4 miliar dolar AS (Rp23 triliun) pada saat kejadian. 

CEO Bybit, Ben Zhou, mengatakan bahwa dalam 24 jam setelah insiden terjadi, mereka telah menerima banyak dukungan dari tokoh-tokoh dan industri terbaik di dunia. Ia merasa sangat bersyukur saat itu. 

“Kami telah berbagi dalam momen kelam sejarah kripto, dan kami telah membuktikan bahwa kami lebih baik daripada aktor jahat, kata,” ujar Zhou.

Maka dari itu, sebagai bentuk terima kasih, melalui Program Bounty Pemulihan, Bybit bertekad untuk mengatasi masalah ini, dan mengubah keamanan sistem mereka. 

“Bybit bertekad untuk mengatasi kemunduran dan secara mendasar mengubah infrastruktur keamanan kami, meningkatkan likuiditas, dan menjadi mitra setia bagi teman-teman kami di komunitas kripto,” tegas Zhou.