JAKARTA - Aset Kripto, dengan Bitcoin sebagai pionirnya, telah memperkenalkan dimensi baru dalam konsep kekayaan dan kepemilikan. Sebagaimana kita ketahui, Satoshi Nakamoto, yang berpotensi mengubah hierarki kekayaan global dan menantang posisi Elon Musk sebagai orang terkaya di dunia.
Menurut Informasi BitcoinNews, Elon Musk, dengan kekayaannya yang mencapai 210 miliar Dolar AS (sekitar Rp3,4 kuadriliun), saat ini menduduki puncak daftar Forbes Real Time Billionaires per 1 Juni 2024. Namun, muncul spekulasi bahwa Satoshi Nakamoto, pencipta Bitcoin yang misterius, dapat melampaui kekayaan Musk jika nilai Bitcoin (BTC) meningkat sebesar 210%. Dengan kenaikan tersebut, harga Bitcoin perlu mencapai sekitar 210.000 Dolar AS (sekitar Rp3,4 miliar) per koin untuk membuat Nakamoto menjadi orang terkaya di dunia.
BACA JUGA:
Saat ini, Nakamoto diperkirakan memiliki lebih dari 1 juta BTC, yang ditambang pada awal peluncuran jaringan Bitcoin. Kekayaan ini menempatkannya di peringkat ke-23 dalam daftar individu terkaya, hanya sedikit di bawah David Kenneth Roy Thomson, Baron Thomson ke-3 dari Fleet, yang memiliki kekayaan sebesar 72,6 miliar Dolar AS (sekitar Rp1,17 kuadriliun).
Pertanyaan yang muncul adalah, apakah media seperti Forbes akan mengakui Nakamoto dalam daftar miliarder real-time mereka, mengingat identitasnya yang anonim? Jika Bitcoin mencapai harga yang diproyeksikan, ini akan menjadi momen bersejarah yang menandai pergeseran signifikan dalam distribusi kekayaan global.
Kenaikan harga Bitcoin yang spektakuler ini tidak hanya akan mendefinisikan ulang warisan Nakamoto tetapi juga akan menguji batas-batas indeks kekayaan dalam mengakomodasi sosok yang begitu enigmatik. Ini menyoroti persimpangan yang volatil antara inovasi dan valuasi, menandai potensi era baru dalam sejarah ekonomi kita.