JAKARTA - Laporan terbaru Kaspersky menyebutkan bahwa kebijakan yang memungkinkan karyawan menggunakan perangkat pribadinya untuk kerja atau Bring Your Own Device (BYOD) ternyata dapat menimbulkan ancaman siber bagi perusahaan.
Karena menurut Kaspersky, perangkat pribadi karyawan yang terhubung ke jaringan perusahaan bisa saja tidak memiliki perlindungan yang memadai terhadap serangan siber yang akan terjadi.
Worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar terjadi insiden ancaman lokal perusahaan, yang biasanya menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, serta metode “offline” lainnya.
Laporan ini menunjukkan bahwa Turkmenistan menjadi negara dengan pengguna yang paling banyak diserang oleh ancaman lokal, yakni sebesar 67,4 persen. Kemudian disusul oleh Afghanistan (64,6 persen), dan Yemen (64,6 persen) di posisi kedua dan ketiga.
Selanjutnya di posisi 4 sampai 10 ada, Tajikistan (63,9 persen), Myanmar (60 persen), Uzbekistan (59 persen), Burundi (58,2 persen), Bangladesh (58.1 persen), Algeria (57,6 persen), Belarus (57,2 persen).
BACA JUGA:
Pada tahun ini, produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 51.261.542 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Indonesia. Angka tersebut turun 9,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebanyak 56.463.262 deteksi.
Dengan demikian, data tersebut juga menempatkan Indonesia pada posisi ke-66 secara global, sebagai negara dengan pengguna yang paling banyak diserang ancaman lokal.