Bagikan:

JAKARTA – Pemanfaatan teknologi metaverse di Indonesia dinilai masih sangat kurang. Oleh karena itu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Medan mulai melaksanakan kegiatan sosialisasi pemanfaatan teknologi metaverse sebagai inovasi pengembangan media pembelajaran kepada seluruh dosen di lingkungan fakultas tersebut.

"Setiap dosen harus lebih adaptif terhadap perubahan yang ada. Pada Era 4.0, di mana terjadinya perkembangan teknologi yang semakin cepat, maka dosen harus melakukan penyesuaian dalam pemanfaatan media pembelajaran yang relevan, khususnya bagi generasi Z," kata Dekan FMIPA Unimed Prof Dr Fauziyah Harahap, MSi, dalam keterangan tertulis kepada Antara, Senin, 6 Juni.

Fauziyah menyebutkan, perkuliahan yang awalnya dilakukan secara blended learning, pandemi COVID-19 memaksa secara daring. Akan tetapi pembelajaran yang dilakukan masih monoton dan interaksi antarsesama mahasiswa dan dosen masih belum optimal.

"FMIPA mencoba melakukan inovasi pengembangan pembelajaran melalui metaverse," ucapnya.

Langkah awal, dosen Ilmu Komputer berkolaborasi dengan mahasiswa membangun Gedung FMIPA Unimed di lingkungan metaverse. Produk Gedung FMIPA Unimed di metaverse tersebut segera akan dipatenkan.

"Selanjutnya akan dilakukan pelatihan kepada beberapa dosen perwakilan masing-masing di Prodi FMIPA Unimed," kata Dekan FMIPA Unimed.

Sementara dosen Matematika Didi Febrian, SSi, MSc menjelaskan, metaverse yang merupakan gabungan antara aspek Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), media sosial dan mata uang kripto memiliki potensi besar dalam dunia pendidikan.

"Untuk berlatih dan mempraktikkan aktivitas yang berbahaya, melakukan sesuatu yang mustahil, mempelajari sejarah secara virtual dengan pengalaman yang riil, media pembelajaran melalui metaverse dapat menjadi solusi," kata Didi.