JAKARTA - Twitter akhirnya mengakui bahwa mereka telah keliru saat menangguhkan sekitar selusin akun yang memposting tentang gerakan militer Rusia, Rabu, 23 Februari. Twitter juga mengatakan bahwa tindakan itu bukan karena kampanye bot terkoordinasi atau pelaporan massal akun oleh pengguna lain.
"Kami telah secara proaktif memantau narasi yang muncul yang melanggar kebijakan kami, dan, dalam hal ini, kami mengambil tindakan penegakan hukum pada sejumlah akun karena kesalahan," kata juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Reuters. "Kami segera meninjau tindakan ini dan telah secara proaktif memulihkan akses ke sejumlah akun yang terpengaruh."
Sementara para pemilik dan kontributor akun OSINT menyebutkan jika twitter kini adalah bagian dari "kawasan perang" setelah menangguhkan sejumlah akun yang memata-matai pergereakan tentara Rusia.
Twitter needs to do a better job of protecting these OSINT accounts. Russian controlled accounts are reporting them for fake violations and Twitter has been algorithmically suspending them for 12 hours.
Twitter is part of the battlefield now. https://t.co/1Ach9WQOsB
— Eli Dourado (@elidourado) February 23, 2022
Juru bicara Twitter mengatakan tindakan yang salah itu didasarkan pada aturannya terhadap media sintetis dan dimanipulasi.
Kepala integritas situs Twitter, Yoel Roth, mencuit bahwa perusahaan sedang menyelidiki dengan cermat apa yang telah terjadi tetapi mengatakan pelaporan massal bukanlah faktor.
BACA JUGA:
"Kami tidak pernah memicu penegakan otomatis berdasarkan volume laporan, tepatnya karena betapa mudahnya hal itu dilakukan," katanya.
We do not trigger automated enforcements based on report volume, ever, exactly because of how easily gamed that would be.
— Yoel Roth (@yoyoel) February 23, 2022
Rata-rata akun yang terkena penangguhan adalah akun OSINT yang secara aktif menggambarkan pergerakan pasukan Rusia, dengan posting gambar dan video di akun twitter mereka.
Sementara itu, pemerintah Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada Rabu, 23 Februari dan meminta warganya di Rusia untuk melarikan diri atau keluar dari negara itu. Sebaliknya pihak Moskow juga mulai mengevakuasi kedutaannya di Kyiv dalam tanda-tanda terbaru yang tidak menyenangkan bagi Ukraina yang takut akan serangan militer Rusia habis-habisan.