JAKARTA - Raksasa kendaraan listrik asal China, BYD berencana untuk mengekspansi pasar di Eropa dengan mempertimbangkan mendirikan pabrik berlokasi di Jerman. Fasilitas tersebut diproyeksikan menjadi pabrik ketiga yang berlokasi di benua biru.
Dilaporkan Reuters, Selasa, 18 Maret, produsen mobil tersebut berencana mendirikan pabrik manufaktur dan perakitan di Eropa dengan tujuan ingin meningkatkan volume penjualan lebih banyak kendaraan dengan harga lebih rendah.
Tidak hanya itu, perusahaan juga berniat untuk menghindari tarif impor yang berlaku di Uni Eropa (UE) terhadap kendaraan listrik rakitan China.
Laporan tersebut juga menyebut bahwa Jerman menjadi pilihan utama BYD, meskipun keputusan ini patut dipertanyakan mengingat biaya tenaga kerja dan energi yang besar di negara tersebut dengan produktivitas dan fleksibilitas rendah.
Perusahaan tersebut mempertimbangkan Eropa Barat untuk pabrik ketiga karena ingin membangun pengenalan dan penerimaan merek di antara pelanggan Eropa sebagai produsen lokal, kata sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Namun, perusahaan tersebut juga mematuhi arahan dari markas pusat di Beijing, China untuk tidak berinvestasi di beberapa negara yang mendukung tarif impor.
BACA JUGA:
Dengan demikian, BYD saat ini tidak memiliki rencana untuk menggelontorkan dana di beberapa negara anggota UE seperti Itali dan Perancis. Disebutkan kedua negara tersebut mendukung kebijakan tarif impor.
Sebelumnya pada bulan Januari lalu, beberapa pejabat dan produsen mobil dari China sedang memeriksa sejumlah pabrik di Jerman yang diperkirakan bakal ditutup, terutama lini produksi Volkswagen.
Saat ini, BYD telah mengonfirmasi akan memiliki dua pabrik Eropa yakni di Hongaria yang akan memulai produksinya pada Oktober mendatang dan Turki akan beroperasi pada Maret 2026. Ketika operasional telah dimulai, kedua pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi mencapai 500.000 mobil per tahun.